ilustrasi kucing cegukan (unsplash.com/Tran Mau Tri Tam ✪)
Dilansir Animal How Stuff Works, benda-benda kaustik alias mudah terbakar dapat menjadi racun bagi kucing. Benda tersebut di antaranya asam baterai, alkali, pembersih oven, hingga bensin. Olahan minyak bumi, layaknya pelarut cat dan lilin, juga bersifat demikian. Di luar itu, beberapa makanan, obat, dan juga tanaman pun dapat bersifat racun bagi kucing.
Parahnya, racun mungkin berada di sekitar tempat tinggal anabul. Saat kucing bermain, bisa jadi cipratan atau tumpahan bahan tersebut mengenai bulu dan kukunya, lalu terjilat saat anabul grooming. Selain itu, bisa juga zat beracun ini terhirup karena anabul terlalu dekat dengan bahan-bahan tersebut.
Setelah zat beracun bereaksi, kucing akan mulai mengalami gejala keracunan. Tanda-tanda yang muncul bisa jadi berbeda, tergantung senyawa serta tindakan penyebabnya, apakah racunnya terhirup, tertelan, atau bersentuhan dengan bulu dan cakar anabul.
Meski demikian, menurut Dunnell on Animal Hospital beberapa indikator dapat menjadi petunjuk bahwa kucing keracunan. Berikut di antaranya:
- Mengeluarkan liur
- Batuk
- Diare
- Muntah
- Kejang
- Kesulitan bernapas
- Berjalan limbung
- Mengalami letargi (badan lemah dan tidak bersemangat).
Sebisa mungkin segera terapkan cara mengatasi kucing keracunan begitu melihat gejalanya, ya. Menunda memberikan perawatan bisa berakibat fatal bagi keberlangsungan hidup anabul.