Departemen pertahanan pun terlibat dengan harapan ribuan tentara bisa mendapatkan manfaatnya. Adapun, sebanyak 90 persen korban perang karena pendarahan di medan perang. Pada 2010, terdapat proyek Biochronicity senilai US$ 34 juta. Proyek interdisipliner ini mencari tahu jam hidup manusia.
Kolonel Matthew Martin, seorang ahli bedah menyampaikan bahwa tujuan proyek ini untuk meneliti cara tubuh mengetahui waktu hidupnya. Dengan memperlambat atau menghentikan waktu hidup, seorang prajurit yang terluka dapat bertahan hidup lebih lama, setidaknya sampai tiba di lokasi aman dan diobati.
Meski belum sempurna, semoga saja dunia kedokteran akan segera menemukan teknologi paling efektif untuk bisa menghidupkan kembali manusia. Mungkin di masa depan, seseorang belum bisa dikatakan benar-benar meninggal meski jantung dan napasnya telah berhenti. Ada hal yang lain yang benar-benar bisa mematikan seseorang, salah satunya kerusakan sel permanen.