Pexels/Donatello Trisolino
1. "Music is spiritual. The music business is not."
Musik bersifat spiritual. Musik tidak untuk bisnis.
Perasaan gelisah dituangkan oleh Monteverdi dalam berbagai lantunan musik, paduan suara, lagu pengiring opera, hingga instrumen. Eksplorasi terhadap musik membuatnya 'kaya' akan rasa. Ini melebihi uang yang didapatkannya, karena banyak kalangan menyukai performa Monterverdi.
Tidak-segan-segan Monteverdi menghidupkan kembali kelompok paduan suara yang hampir bubar, bangkrut, dan salah urus. Memberi kehidupan pada musik adalah tujuan spiritual Monteverdi, bukan membangun musik sebagai imperium bisnisnya.
2. "The end of all good music is to affect the soul."
Tujuan akhir musik yang baik adalah untuk menyentuh jiwa.
Meski pernah mendapatkan tentangan akan warna musik yang dianggap terlalu revolusioner, Monteverdi tetap teguh pada keyakinannya. Seorang budayawan di zaman Renaissance yang bernama Giovanni Maria Artusi, bahkan pernah mengkritiknya dengan keras.
Monterverdi dianggap telah keluar dari pakem yang ada. Musiknya dianggap 'liar'. Namun, hal itu tidak mempengaruhi Monteverdi. Musik di tangannya harus 'hidup' dan mampu menangkap berbagai rasa yang ada. Rasa cinta, kegelisahan, dan kebencian dalam relung jiwa manusia.
3. "The goods of this world are most dear to me, but much dearer are peace of mind and my own honor."
Benda-benda dunia menyenangkan hati saya, namun lebih dari itu, saya sangat menginginkan pikiran yang damai dan kehormatan pribadi.
Sebagai seorang musisi besar, Monteverdi tidak jauh berbeda dengan seorang 'selebritas' di masa kini. Ketenaran membawa seseorang pada gemerlap duniawi. Namun, apakah Monteverdi terseret ke dalamnya? Tidak! Monteverdi tetap menjaga kehormatan pribadinya. Ia juga memilih untuk tetap bersahaja agar pikiran dan hatinya tenang.
Sungguh luar biasa kisah hidup Monteverdi. Ia adalah legenda, pembaharu musik di zaman Renaissance, dan orang yang mewarnai zaman Baroque yang berkembang sesudahnya.
Sebagai penyeimbang dari kisah Monteverdi, ada baiknya kamu menyimak komposisi musiknya yang diberi judul 'Pur Ti Miro'. Alunan musik ini sesungguhnya merupakan lagu cinta yang dinyayikan oleh Nero dan Poppea dalam opera Monteverdi yang bertajuk 'L'incoronazione di Poppea'.
Di akhir pertunjukan, Nero dan Poppea berduet untuk menyanyikan lagu cinta. Kamu juga dapat juga menemukannya dalam alunan musik instrumental tanpa vokal. "Pur ti miro, pur ti godo.” (Aku menatapmu, aku memilikimu). Sangat indah dan romantis!