Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi ikan badut dan anemon laut (unsplash.com/Sebastian Pena Lambarri)

Laut menjadi tempat tinggal bagi begitu banyak makhluk hidup. Berbagai mahluk laut saling berinteraksi hingga menimbulkan simbiosis mutualisme. Hubungan ini pun dapat memudahkan mereka dalam bertahan hidup di lautan yang luas.

Simbiosis mutualisme adalah hubungan antara dua spesies mahluk hidup yang saling menguntungkan. Dalam hubungan simbiosis mutualisme, tidak ada pihak yang dirugikan. Berikut penjelasan lima contoh simbiosis mutualisme pada hewan laut dan makhluk-makhluk lain di sekitarnya. 

1. Anemon laut dan ikan badut

ilustrasi ikan badut dan anemon laut (pexels.com/MaLia Evans)

Salah satu contoh simbiosis mutualisme paling terkenal di laut adalah interaksi antara anemon laut dan ikan badut. Dilansir Ocean Conservancy, anemon laut adalah predator yang menunggu mangsa lewat dan akan menyengatnya menggunakan tentakel. Sementara ikan badut adalah ikan kecil berwarna cerah yang hidup di tentakel anemon laut.

Meski berada di dekat anemon laut, ikan badut kebal terhadap sengatan mereka. Ikan ini justru menjadikan anemon laut sebagai tempat yang aman untuk tinggal dan meletakkan telurnya. Mereka juga akan menyantap sisa makanan anemon laut.

Di sisi lain, kehadiran ikan badut juga bermanfaat bagi anemon laut. Mereka mendapat perlindungan karena ikan badut akan mengusir ikan pemakan polip dan parasit yang membahayakan. Selain itu, ikan badut yang berenang di sekitarnya bisa membantu meningkatkan sirkulasi oksigen yang bermanfaat bagi anemon laut.

2. Karang dan zooxanthellae

ilustrasi karang (pexels.com/Francesco Ungaro)

Warna dari karang berasal dari alga berukuran kecil bernama zooxanthellae. Karang dan zooxanthellae memiliki hubungan simbiosis yang saling menguntungkan. Laman Ocean Conservancy menyebutkan bahwa karang menyediakan tempat tinggal dan perlindungan yang aman bagi alga tersebut. Sebagai gantinya, karang mendapatkan makanan dari alga yang berfotosintesis. 

Di sisi lain, ketika karang mengalami stres karena polusi atau peningkatan suhu, karang akan mengusir zooxanthellae. Ini menyebabkan karang yang semula berwarna mengalami pemutihan. Jika pemutihan itu berlangsung terlalu lama, hal ini dapat membunuh koloni karang.

3. Hiu dan pilotfish

ilustrasi hiu (unsplash.com/Gerald Schömbs)

Pilotfish adalah ikan kecil yang sering terlihat berenang di dekat hiu, terutama spesies yang lebih besar. Contohnya hiu paus, hiu putih, dan hiu macan. Meski hiu dikenal sebagai predator, pilotfish dan hiu memiliki hubungan simbiosis mutualisme.

Menurut laman Ocean Info, pilotfish mendapatkan perlindungan dari predator dan mendapatkan pasokan makanan yang berasal dari sisa makanan hiu. Sebagai imbalannya, pilotfish menghilangkan kulit mati dan parasit dari tubuh hiu, termasuk area insang. Ini dapat mengurangi risiko infeksi dan penyakit pada hiu.

Selain itu, pilotfish juga bisa memberi peringatan pada hiu jika ada calon mangsa yang potensial. Ini tentunya akan saling menguntungkan keduanya karena pilotfish juga ikut mendapatkan makanan dari sisa-sisa si predator. Dalam beberapa kasus, pilotfish juga membantu hiu dalam berburu mangsa.

4. Cumi-cumi bobtail Hawaii dan bakteri

Cumi-cumi bobtail Hawaii adalah mahluk kecil yang aktif di malam hari. Mereka akan bersembunyi di siang hari, menguburkan diri di bawah pasir atau lumpur untuk menghindari predator.  

Cumi-cumi ini memiliki hubungan simbiosis mutualisme dengan bakteri Vibrio fischeri yang hidup di dalam tubuhnya. Mereka menyediakan makanan bagi bakteri yang ada di organ khusus penghasil cahaya. Sebagai gantinya, bakteri tersebut akan menyala sehingga cumi-cumi dapat menggunakan kemampuan bioluminesensi untuk kamuflase.

Menurut laman Institute for Creation Research, bakteri tersebut memiliki sejenis enzim penghasil cahaya. Cahaya yang dihasilkan membantu cumi-cumi berbaur dengan perairan dan menghindari predator.

5. Kepiting dekorator dan spons

ilustrasi kepiting dekorator dengan spons kuning di punggungnya (commons.wikimedia.org/Dan Hershman)

Kepiting dekorator atau decorator crab dan spons umumnya ditemukan di perairan dangkal di terumbu karang. Keduanya memiliki hubungan yang saling menguntungkan. 

Mengutip penjelasan Ocean Info, kepiting dekorator merupakan hewan yang ahli berkamuflase. Mereka akan menempelkan berbagai sesuatu, seperti batu, rumput laut, termasuk spons untuk menutupi tubuhnya. Laman Smithsonian Ocean menyebutkan, bahwa bulu-bulu halus di sepanjang tubuh kepiting berfungsi seperti perekat velcro, sehingga benda yang diambil bisa menempel.

Kepiting ini akan mengambil potongan-potongan spons kecil untuk menghiasi cangkang yang bertujuan untuk menyamar dan menghindari predator. Sebagai gantinya, spons mendapat tumpangan ke lokasi yang baru. Hubungan antara kepiting dekorator dan spons memungkinkan keduanya berkembang dan beradaptasi dengan lingkungan.

Simbiosis mutualisme adalah hubungan antara dua spesies mahluk hidup yang saling menguntungkan. Contoh simbiosis mutualisme di lautan antara lain anemon laut dengan ikan badut, hiu dengan pilotfish, cumi-cumi bobtail dengan bakteri penghasil cahaya, dan lainnya. Interaksi organisme laut tersebut memudahkan mereka dalam bertahan hidup. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team