Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
cumi-cumi babi
cumi-cumi babi (commons.wikimedia.org/Gary Florin)

Intinya sih...

  • Tubuh transparan dengan kromatofor sebagai kamuflase

  • Sistem gerak dan daya apung yang efisien

  • Pola hidup menetap tanpa migrasi vertikal harian

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dunia laut dalam selalu menyimpan banyak misteri, termasuk kehadiran makhluk unik bernama cumi-cumi babi atau piglet squid (Helicocranchia sp.). Wujudnya yang menyerupai karakter animasi dengan sifon besar seperti hidung babi ini membuatnya terlihat menggemaskan. Namun, di balik wajah lucunya, tersimpan sistem adaptasi kompleks untuk bertahan di kegelapan samudra.

Kombinasi anatomi transparan, fisiologi unik, dan siklus hidup singkat membuat genus ini berbeda dari sefalopoda lainnya. Berikut lima fakta ilmiah yang mengungkap misteri di balik sosok menggemaskan cumi babi. Simak selengkapnya, yuk!

1. Tubuh transparan dengan kromatofor sebagai kamuflase

cumi-cumi babi (dok. Monterey Bay Aquarium Research Institute/Kat Bolstad)

Tubuh cumi babi hampir transparan sepenuhnya yang membuat organ-organ internalnya terlihat jelas dari luar. Menurut peneliti dari Monterey Bay Aquarium Research Institute (MBARI), makhluk bahari ini menutup sebagian besar kromatofor—kantung pigmen mikroskopis di permukaan kulit—sehingga tampilannya nyaris tak kasatmata. Efek ini menciptakan "jubah tembus pandang" yang melindungi mereka dari predator maupun mangsa di perairan gelap.

Sama seperti cumi-cumi kaca lainnya, kromatofor pada tubuh cumi babi dapat membuka atau menutup untuk menyesuaikan diri dengan perubahan cahaya di sekitarnya. Dilansir Australian Geographic, pola penyusunan pigmen ini sering kali membentuk tampilan serupa “senyuman lebar” saat dilihat dari depan. Selain unik, pola tersebut juga memperkuat efektivitas kamuflase yang membuat cumi babi sulit terdeteksi di laut dalam.

2. Sistem gerak dan daya apung yang efisien

cumi-cumi babi (youtube.com/@EVNautilus)

Struktur yang tampak seperti moncong babi sebenarnya adalah sifon, organ corong yang berfungsi untuk gerakan jet, pernapasan, dan sirkulasi air. Dengan menyemprotkan air melalui sifon, cumi babi dapat bergerak tanpa banyak mengeluarkan energi. Menurut FAO Species Catalogue for Fishery Purposes tahun 2010, sistem ini menjadi salah satu adaptasi penting untuk bertahan di laut dalam yang miskin sumber daya.

Dilansir Tree of Life Web Project, cumi babi memiliki sirip kecil berbentuk dayung yang melekat pada gladius di atas mantel otot untuk membantu mereka bermanuver dengan stabil di kolom air. Selain itu, MBARI menjelaskan bahwa rongga internal besar di tubuhnya berisi amonium sehingga tubuh mereka otomatis mengapung tanpa perlu berenang terus-menerus. Kombinasi ini memungkinkan cumi babi melayang efisien di zona mesopelagik (200—1.000 meter).

3. Pola hidup menetap tanpa migrasi vertikal harian

cumi-cumi babi (commons.wikimedia.org/Gary Florin)

Dilansir SeaLifeBase, distribusi geografis cumi babi membentang luas di Samudra Pasifik dan Atlantik, dari perairan tropis hingga kutub. Penelitian dalam Journal of the Marine Biological Association of the United Kingdom mencatat spesimen berukuran kurang dari 28 milimeter ditemukan pada kedalaman 100—400 meter. Seiring pertumbuhan, mereka berpindah perlahan ke lapisan laut yang lebih dalam melalui proses penurunan ontogenetik.

Temuan studi yang dimuat dalam Frontiers in Marine Science tahun 2020 juga mengonfirmasi bahwa genus Helicocranchia tergolong mesopelagic asynchronous migrator. Berbeda dengan kebanyakan cumi laut dalam, mereka tidak melakukan migrasi vertikal harian yang teratur. Cumi babi tersebar di berbagai kedalaman, dari lapisan permukaan hingga sekitar 1.500 meter, baik pada siang maupun malam hari.

4. Bioluminesensi dan kebiasaan berenang terbalik

cumi-cumi babi (youtube.com/@EVNautilus)

Cumi babi memiliki kemampuan menghasilkan cahaya sendiri yang disebut bioluminesensi melalui organ khusus bernama fotofor. Penelitian dalam Journal of Zoology tahun 2002 mengungkap bahwa fotofor okuler Helicocranchia mempunyai struktur canggih dengan piringan pemantul sebagai panduan cahaya. Cahaya ini berfungsi untuk menarik mangsa, berkomunikasi, serta menyamarkan siluet tubuh dari predator.

Perilaku paling khas mereka adalah cara berenang terbalik dengan lengan dan tentakel mengapung longgar di atas mata. Dilansir Australian Geographic, glass squid termasuk spesimen cumi babi diketahui memiliki kebiasaan berenang dalam posisi ini sehingga tampak seperti jambul rambut yang bergoyang. Orientasi tubuh unik ini menjadi ciri pembeda utama mereka dari cumi laut dalam lainnya.

5. Siklus reproduksi semelparous dan transformasi warna

cumi-cumi babi (youtube.com/@IndoonaOceans)

Menurut situs SeaLifeBase, cumi babi termasuk anggota sefalopoda yang bersifat gonokoris (terpisah jenis kelamin) dengan karakteristik semelparous, yakni hanya berkembang biak sekali seumur hidup. Umumnya, jantan mati segera setelah kawin, sedangkan betina bertahan menjaga telur hingga menetas sebelum akhirnya ikut mati.

Adapun proses pematangan cumi-cumi babi cukup dramatis. Dilansir Tree of Life Web Project, seiring pertambahan usia dan kedalaman hidupnya, Helicocranchia berubah warna menjadi kemerahan dan kehilangan tentakel menjelang kematangan seksual—fenomena yang umum pada famili Cranchiidae. Ukuran dewasa mereka hanya berkisar antara 8—10 sentimeter sebagai bentuk adaptasi terhadap keterbatasan sumber daya di habitat laut dalam.

Genus Helicocranchia membuktikan bahwa evolusi mampu menghasilkan adaptasi luar biasa untuk bertahan hidup di lingkungan ekstrem. Di balik senyuman palsu dan wujudnya yang menggemaskan, cumi-cumi babi tetap menjadi misteri laut dalam yang menunggu untuk dipecahkan lebih lanjut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team