ilustrasi kutu beras (commons.wikimedia.org/Olaf Leillinger)
Adanya kutu beras di beras dan biji-bijian merupakan tanda praktik penyimpanan yang buruk. Sebaliknya, praktik penyimpanan dan penanganan yang baik akan membantu memastikan keamanan dan kualitas beras secara keseluruhan dan mencegah munculnya kutu beras. Berikut langkah yang bisa kamu praktikkan untuk menghindari munculnya kutu beras.
- Simpan beras di tempat dengan tingkat kelembapan yang rendah untuk mencegah jamur dan pembusukan.
- Lakukan pemeriksaan hama mingguan. Jika hama ditemukan, obati gabah untuk membunuh hama.
- Lakukan pembersihan menyeluruh di tempat penyimpanan beras untuk menyingkirkan serangga.
- Kurangi ketersediaan gabah lepas dan makanan lain yang dapat menarik hama.
- Pisahkan beras atau biji-bijian yang terserang kutu.
- Mengikuti praktik manufaktur yang baik, seperti mengemas beras segera setelah diproses.
Jadi, kutu beras atau Sitophilus oryzae kemungkinan berasal dari daerah tropis seperti Asia Tenggara, tetapi penyebaran globalnya disebabkan oleh aktivitas perdagangan manusia. Hama ini seringkali ada di beras dalam bentuk telur atau larva sehingga sulit diidentifikasi. Setelah kurang lebih satu bulan, kutu beras akan tumbuh dewasa dan menjadi kutu beras seperti yang selama ini kita lihat.
Referensi
Catseye. Diakses pada Oktober 2024. Rice Weevil Facts
Oklahoma State University. Diakses pada Oktober 2024. Rice Weevil
Singapore Food Agency. Diakses pada Oktober 2024. Is rice with weevils safe to eat?
The Spruce. Diakses pada Oktober 2024. What Is a Weevil and How Did It Get in My Food?University of Florida. Diakses pada Oktober 2024. Rice Weevil, Sitophilus oryzae
Witecka, J., Malejky-Kłusek, N., Solarz, K., Pawełczyk, O., Kłyś, M., Izdebska, A., Maślanko, W., & Asman, M. (2023). The Identification of Potential Immunogenic Antigens in Particular Active Developmental Stages of the Rice Weevil (Sitophilus oryzae). International Journal of Environmental Research and Public Health, 20(5), 3917. https://doi.org/10.3390/ijerph20053917