Ironis, Robert Mugabe awalnya pembebas dan berakhir menjadi tirani. (Reuters/Stringer)
Selanjutnya adalah Robert Mugabe, revolusioner dan politikus yang menjabat sebagai perdana menteri Zimbabwe pada tahun 1980-1987 dan menjadi presiden pada tahun 1987-2017. Sama seperti beberapa diktator sebelumnya, ia adalah penganut ideologi Marxisme-Leninisme, lalu menjadi sosialis setelah tahun 1990-an.
Bagi sebagian orang, ia adalah pahlawan revolusioner yang melawan penindasan rasial serta menentang imperialisme dan neokolonialisme Barat. Setelah beberapa dekade pemerintahan dan kekuatan ekonomi didominasi oleh minoritas kulit putih, Robert Mugabe membuat bangsanya berkuasa di tanahnya sendiri.
Namun, di sisi lain, banyak yang menderita akibat pemerintahannya yang totaliter. Tentara membunuh 20.000 orang Ndebele, baik pria, wanita, bahkan penyandang disabilitas karena tidak bisa berbicara bahasa Shona, dilansir GroundUp.
Selain itu, Robert Mugabe mendorong korupsi yang membuat perekonomian Zimbabwe hancur, yang berujung pada kemiskinan, pengangguran, dan menyebabkan jutaan orang bermigrasi ke negara lain untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Bahkan, saat rakyatnya dilanda penyakit, ia menolak mengeluarkan uang untuk membeli obat-obatan!