Dimorfisme seksual singa (commons.wikimedia.org/Charles J. Sharp)
Tentunya dimorfisme seksual tidak terjadi begitu saja, dimorfisme seksual juga merupakan hasil evolusi dalam kurun waktu yang lama. Artikel di jurnal Trends in Technology & Evolution menjabarkan kalau dimorfisme seksual dapat berevolusi pada hewan karena beberapa faktor. Dimorfisme seksual dapat terjadi karena karena adanya seleksi alam, persaingan mencari makanan yang terjadi antara jantan dan betina dan pembagian tugas dalam berkembang biak antara jantan dan betina. Gabungan dari satu faktor atau lebih tersebut pada akhirnya memunculkan dimorfisme seksual pada hewan.
Tak cuma muncul pada hewan yang hidup di masa modern, hewan-hewan prasejarah yang sudah punya juga menunjukkan dimorfisme seksual, lho. Salah satunya adalah dinosaurus di mana beberapa spesies dinosaurus diketahui atau diteorikan memiliki dimorfisme seksual. Dimorfisme seksual pada dinosaurus terlihat pada perbedaan bentuk organ tubuh seperti bentuk tulang atau adanya ornamen yang hanya dimiliki oleh individu jantan. Sebagai contoh indinvidu jantan dari beberapa jenis dinosaurus ornithopda dan ceratopsia dimungkinkan memiliki tanduk, cula atau rumbai yang besar dan berwarna cerah yang digunakan untuk menarik perhatian betina.
Sebenarnya dimorfisme seksual pada hewan sering sekali kita lihat entah itu dimorfisme seksual yang terjadi pada singa, ular, ikan cupang, sampai burung. Bahkan manusia sendiri juga menunjukan dimorfisme seksual, lho. Jenis-jenis dimorfisme seksual juga beragam mulai dari perbedaan warna, bentuk tubuh, bentuk organ tubuh, ukuran, sampai kebiasaan. Hadirnya dimorfisme seksual juga merupakan hasil dari evolusi selama jutaan tahun yang punya banyak manfaat, fungsi dan keuntungan bagi makhluk hidup. Sekarang coba kamu keluar rumah dan cari hewan apa saja yang memiliki dimorfisme seksual disekitarmu.