ilustrasi cuaca (pexels.com/Kaique Rocha)
Keberhasilan Dubai menciptakan awan buatan memunculkan pertanyaan etis di kalangan ilmuwan hingga masyarakat dunia. Banyak yang khawatir teknologi semacam ini dapat disalahgunakan untuk kepentingan politik atau ekonomi, seperti mengatur curah hujan demi keuntungan industri tertentu. Di sisi lain, beberapa negara menilai bahwa teknologi tersebut bisa menjadi penyelamat di tengah krisis air global jika diterapkan secara bertanggung jawab.
Dubai kini menjadi laboratorium terbuka bagi dunia untuk mempelajari bagaimana manusia dapat mengendalikan cuaca tanpa kehilangan batas etika. Jika dikelola dengan bijak, mungkin teknologi ini akan menjadi jawaban bagi masa depan iklim dunia. Namun jika disalahgunakan, mungkinkah justru menjadi ancaman baru bagi keseimbangan alam?
Awan buatan di Dubai bukan sekadar hasil eksperimen, melainkan bukti nyata bagaimana manusia mampu mengubah tantangan alam menjadi peluang baru. Fakta negara ini menunjukkan bahwa sains terus berkembang. Pertanyaannya, apakah dunia siap menghadapi masa depan di mana manusia bisa sepenuhnya mengatur cuaca sesuai keinginan?