"Studi Monster" yang menggunakan 22 anak yatim sebagai objek penelitian (onedio.com)
Apakah gagap merupakan gangguan otak atau respons yang dipelajari? Pertanyaan ini membuat peneliti Universitas Lowa Mary Tudor melakukan eksperimen kepada 22 anak yatim piatu pada tahun 1938.
Dalam eksperimen ini anak-anak itu dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok diberi terapi wicara positif, memuji mereka karena kelancaran bicara mereka. Kelompok lain yang malang diberi terapi negatif, dengan kasar mengkritik mereka karena kekurangan dalam kemampuan bicara mereka, dan menyebut mereka gagap.
Hasil dari eksperimen kejam ini menunjukkan anak-anak dalam kelompok yang diberi terapi negatif, meskipun tidak berubah jadi gagap, menderita efek psikologis negatif dan beberapa menderita masalah bicara selama sisa hidup mereka.
Anak-anak yang selesai menjalani studi ini jadi gelisah dan pendiam. Beberapa di antara mereka setelah dewasa akhirnya menggugat University of Lowa, yang menyelesaikan kasus ini pada tahun 2007.
Karena buruknya efek samping dari eksperimen ini, banyak para kritikus menyebutnya dengan 'Studi Monster'.