Ilustrasi berang-berang laut (commons.m.wikimedia.org/Gregory "Slobirdr" Smith)
Berang-berang laut selatan yang memiliki bulu tebal menjadikannya sebagai hewan buruan. Hal ini tercatat sekitar tahun 1700 dan 1800, dimana perdangangan bulu mamalia laut ini terjadi hingga hampir menyebabkan kepunahan. Namun, subspesies ini berusaha bertahan hidup dengan menghindari pemburu.
Adanya pemahaman terhadap pentingnya keberadaan mamalia ini, maka dibuat perlindungan untuknya. Dilansir U.S. Fish & Wildlife Service, mereka dilindungi berdasarkan Undang-Undang Spesies Terancam Punah, Undang-Undang Perlindungan Mamalia Laut, serta hukum negara yang ada di California. Semenjak adanya perlindungan pada mamalia laut ini, populasinya terus tumbuh perlahan sekitar tahun 1970. Selain itu, perluasan wilayah jelajah juga menjadi bagian penting dalam pemilihan populasi berang-berang laut selatan.
Untuk menjaga kesejahteraan mamalia laut ini bisa dengan meminimalisasi potensi gangguan dan bahaya. Khususnya untuk orang-orang yang beraktivitas di sekitar berang-berang harus menjaga jarak setidaknya 60 kaki atau jika harus melewati, lakukan pergerakan secara perlahan daripada harus berhenti. Menjaga hewan peliharaan untuk tetap terikat di pelabuhan atau dermaga, jaga supaya tidak terjadi interaksi. Perlu diingat juga, jangan memberi makan mamalia ini, mereka bisa agresif.
Tantangan kehidupan berang-berang laut selatan juga bisa berasal dari predator alami, seperti paus pembunuh dan hiu putih besar bahkan aktivitas manusia lebih membahayakan mereka. Terjadinya kontaminasi perairan laut yang terbawa dari daratan, seperti kontaminasi pupuk atau bahan kimia lainnya. Ini bisa membawa penyakit hingga kematian bagi berang-berang maupun spesies lain.
Selain itu, beberapa sampah laut seperti jaring ikan maupun tali panjang bisa menjerat. Apalagi terjadinya tumpahan minyak, sangat memengaruhi bulu berang-berang laut selatan. Minyak dapat melapisi bulu yang tebal, sehingga bisa merusak kemampuan kedap air dan perlindungan kulitnya. Maka mamalia laut ini bisa mati kedinginan, bahkan keracunan karena menelan minyak ketika mencoba membersihkan bulunya yang terkena minyak.
Parasit juga bisa berbahaya, yang mana terbawa dari makanan berang-berang yang kualitasnya buruk. Kasus ini bisa terjadi karena penangkapan ikan yang berlebihan, sehingga mengurangi stok kesukaan makanannya. Maka, bisa jadi mamalia laut ini kehilangan berat badan hingga mengalami stres secara nutrisi. Tentunya akan lebih rentan terhadap penyakit. Belum lagi dengan ancaman perubahan iklim dan pengasaman laut.
Demikian kehidupan berang-berang laut selatan, mamalia laut dengan berbagai keunikan dan peran keberadaanya. Perlu perhatian untuk aktivitas manusia yang benar-benar bisa mempengaruhi kesejahteraan hidup dari kunci ekosistem perairan laut ini. Sebagai upaya pertahanan populasinya. Semoga bermanfaat!