5 Fakta Cock of the Rock, Burung Nyentrik Asli Hutan Amerika

Cock of the rock merupakan salah satu anggota keluarga burung pengicau yang tinggal di hutan-hutan Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Mereka terbagi jadi dua spesies dengan tampilan khas masing-masing, ada Andean cock of the rock dan Guianan cock of the rock.

Sesuai namanya, Andean cock of the rock tinggal di hutan tropis pegunungan Andes. Keindahannya membuat burung ini jadi burung nasional Negara Peru. Sementara itu, persebaran Guianan cock of the rock lebih ke utara, meliputi Guyana Prancis, Guyana, Suriname, Venezuela, Brasil, sampai Kolombia.

Mereka ini burung yang cukup pemalu. Mereka biasanya hanya terlihat sebentar sebelum terbang menjauh. 

Tempat tinggal kedua jenis burung ini terbilang cukup spesifik, lho. Masing-masing punya preferensinya sendiri. Di hutan pegunungan Andes, spesies Andean biasanya cuma bisa ditemukan di ngarai dan daerah aliran sungai berhutan dengan ketinggian antara 500—2.400 meter. 

Sementara itu, sesuai namanya, spesies Guianan lebih menyukai habitat yang berbatu. Mengutip laman Animalia, burung ini mendiami wilayah dengan ketinggian antara 300—2000 meter dan terdapat banyak singkapan batu. Betina spesies ini memang perlu wilayah bebatuan untuk bersarang. 

Cock of the rock merupakan jenis burung pengicau yang berukuran sedang. Menurut San Diego Zoo, panjangnya cuma 32 sentimeter dengan berat kisaran 200 gram.

Mereka memiliki bulu berwarna oranye yang intens. Pada spesies yang tinggal di pegunungan Andes, sayap para pejantan berwarna abu-abu hitam. Sementara itu, spesies Guianan lebih berwarna oranye hitam dengan beberapa bulu yang tampak berserabut. 

Selain warna yang mencolok, jambul burung ini juga bikin siapa pun sulit berpaling. Dari kejauhan, jambulnya terlihat seperti benjolan. Aslinya, jambul tersebut dibentuk dari dua baris bulu yang bertemu membentuk setengah lingkaran.

Betina juga punya jambul walaupun gak sebesar milik jantan. Untuk membedakan kedua spesies, jambul pada spesies Guianan memiliki pinggiran berwarna kehitaman. 

Gak cuma keindahannya, burung cock of the rock juga dikenal akan ritual kawinnya yang unik. Para pejantan akan berkumpul ramai-ramai di suatu area terbuka yang dinamakan lek. Mereka akan mempertontonkan pesonanya pada betina yang datang. 

Para pejantan berdansa dan bersuara-suara sambil memamerkan bulu indahnya. Gerakannya bisa makin menjadi-jadi kalau lek dikunjungi oleh betina. Mereka sangat fokus menunjukkan pesonanya. Aktivitas ini jadi momen yang tepat untuk menonton burung ini dari jarak dekat. 

Dalam sekali waktu, jantan bisa kawin dengan lebih dari satu betina. Tugas membangun sarang dan membesarkan anak-anak jatuh sepenuhnya pada betina. Sesuai namanya, mereka membangun sarangnya dari lumpur dan tanaman sekitar 3—12 meter di atas tanah, biasanya di atas batu atau di dalam gua, ungkap American Bird Conservancy. 

Sebagai frugivor, cock of the rock utamanya menyantap berbagai macam buah yang tersedia di tempat tinggalnya. Dietnya itu membuat burung ini turut menjaga kekayaan ekosistem.

Biji buah-buahan yang tidak bisa dicerna akan melewati saluran cerna dan disebar oleh burung ini. Oleh karena itu, burung ini memiliki peran dalam menjaga kesehatan dan kekayaan hutan tropis di Benua Amerika sebagai penyebar biji-bijian. 

Gak cuma buah, burung ini juga mendapatkan asupan protein dari serangga dan reptil berukuran kecil. Uniknya, laman Animalia mengungkap kalau spesies Andean diketahui suka mengikuti kerumunan semut untuk mengambil hasil jarahannya!

Nah, setelah tahu lebih banyak tentang burung nyentrik satu ini, bagaimana pendapatmu tentang mereka? Apakah kamu tahu jenis burung yang gak kalah unik dari cock of the rock?