lukisan abas ke sembilan belas karya Philipp Foltz yang menggambarkan seorang politisi Athena Pericles menyampaikan orasi di depan Majelis (en.m.wikipedia.org/Philipp von Foltz)
Seperti halnya negara demokrasi yang menganut sistem trias politika (lembaganya meliputi legislatif, eksekutif, dan legislatif), Athena kuno juga memiliki tiga jenis lembaga politik pemerintahan. Masing-masing mempunyai tugas tersendiri bagi anggotanya.
Pertama, Eklesia dimana anggotanya merupakan laki-laki dewasa serta merdeka yang berusia 18 tahun ke atas. Lembaga ini juga sering disebut sebagai Majelis. Dilansir laman History, dalam satu Majelis terdapat sekitar 5000 anggota yang hadir dalam setiap pertemuan. Dalam satu tahun setidaknya ada 40 kali pertemuan eklesia. Tugas anggota eklesia ini diantaranya membuat, merevisi, serta mengesahkan undang-undang. Mereka juga yang mengambil keputusan soal peperangan, kebijakan luar negeri, dan mengutuk perilaki pejabat publik yang meleceng.
Kedua, Boule atau sering disebut dengan Dewan Lima Ratus. Sebagimana namanya, lembaga ini beranggotakan 500 orang. Mereka melakukan pertemuan hanya sekali dalam satu tahun. Adapun tugasnya meliputi pengawasan terhadap pegawai pemerintah, bertanggungjawab atas peralatan dan perlengkapan militer, serta memutuskan perkara yang akan diajukan ke gereja.
Ketiga, Dikestaria atau pengadilan rakyat. Pengadilan rakyat Athena kuno diisi oleh warga negara yang berusia di atas 30 tahun. Jumlahnya 500 orang yang disebut sebagai juri. Juri ini memegang peranan sangat penting karena di tangan merekalah hukum, keadilan, dan sistem demokrasi negaranya berada.