Secara astrofisika, cara kerja energi gelap masih bersifat spekulatif. Akan tetapi, pengamatan terbaru menunjukkan perilaku konstan energi gelap sepanjang sejarah alam semesta.
Satu ide yang telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir adalah bahwa energi gelap menyerupai gaya yang dikenal sebagai "Quintessence," yang memiliki hubungan dengan medan Higgs.
Tetapi sampai sekarang belum ada bukti pengamatan untuk mendukung atau mengabaikan ini.
Meskipun Hubble adalah orang pertama yang mengetahui percepatan perluasan alam semesta, Albert Einstein adalah ilmuwan pertama yang memahami bahwa luar angkasa bukan sekadar ruang kosong.
Einstein pun menjelaskan mengapa lebih banyak ruang dalam luar angkasa dapat terus muncul. Dalam teorinya pada 1917 berjudul "Cosmological Considerations in the General Theory of Relativity", Einstein memasukkan konstanta kosmologis untuk menjelaskan sifat statis alam semesta.
Setelah Hubble mengumumkan alam semesta yang terus memperluas dirinya pada 1929, Einstein menyebut konstantanya sebagai "kesalahan terbesar".
Tetapi, "kesalahan terbesar" Einstein ternyata adalah teori paling cocok untuk menjelaskan energi gelap.
Memprakirakan bahwa ruang kosong di alam semesta dapat memiliki energinya sendiri, konstanta Einstein menunjukkan bahwa semakin banyak ruang muncul, semakin banyak energi yang ditambahkan ke alam semesta, sehingga meningkatkan kecepatan perluasan alam semesta.
Meskipun konstanta kosmologis Einstein cocok dengan berbagai pengamatan energi gelap, para ilmuwan masih belum menemukan dasar ilmiah di balik kecocokan tersebut. Dengan kata lain, hingga sekarang, energi tersebut masih tetap gelap dan belum menemukan titik terangnya.
Walaupun alam semesta terhindar dari skenario Big Crunch, masih ada dua skenario lain yang mengancam kelangsungan alam semesta. Salah satunya adalah Big Rip. Nah, skenario ini ternyata berhubungan dengan kecepatan perluasan alam semesta.
Para ilmuwan membuat hipotesis sebagai berikut:
"Bagaimana jika perluasan alam semesta tidak berhenti meluas dan melebihi gaya yang menahan alam semesta tetap bersatu, sehingga seluruh materi di alam semesta akan ambyar?"