Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret garangan abu-abu india dengan rambut yang kasar (commons.wikimedia.org/J.M.Garg)
potret garangan abu-abu india dengan rambut yang kasar (commons.wikimedia.org/J.M.Garg)

Intinya sih...

  • Garangan abu-abu india merupakan mamalia mungil dengan tubuh memanjang dan warna abu-abu.
  • Spesies ini omnivor dengan makanan beragam, termasuk ular kobra yang menjadi makanan favoritnya.
  • Garangan abu-abu india memiliki refleks dan adaptasi tubuh yang luar biasa untuk memburu dan bertahan hidup di habitatnya.

Garangan (famili Herpestidae) merupakan keluarga mamalia mungil yang terdiri atas 34 spesies berbeda dan seluruhnya hidup di wilayah Dunia Lama (Asia, Afrika, dan Eropa). Karakteristik keluarga hewan ini antara lain tubuhnya yang memanjang dan ramping serta warna bulu yang cukup beragam. Nah, salah satu spesies garangan yang cukup menarik untuk dibahas kali ini adalah garangan abu-abu india (Herpestes edwardsii).

Sesuai dengan namanya, warna rambut garangan ini didominasi warna abu-abu dengan sedikit bagian berwarna cokelat. Rambut ini sangat kaku dan kasar ketimbang jenis garangan lain. Panjang garangan abu-abu india sekitar 36—45 cm dengan bobot antara 900—1.700 gram. Hewan yang aktif pada siang hari ini memiliki beberapa fakta menarik yang bisa saja membuatmu terbelalak. Penasaran, kan? Yuk simak pembahasannya!

1. Peta persebaran dan habitat

seekor garangan abu-abu india di sekitar semak belukar (commons.wikimedia.org/Dr. Raju Kasambe)

Meski ada kata India dalam namanya, garangan abu-abu india ternyata bukan hewan endemik negara tersebut. Selain di sana, garangan ini juga bisa ditemukan di Semenanjung Arab, Iran, Afghanistan, Pakistan, Nepal, Bangladesh, Bhutan, dan sebuah daerah bernama Ceylon. Menariknya, spesies garangan ini juga banyak diperkenalkan di daerah lain yang cukup jauh dari asal mereka, semisal Puerto Rico, Kuba, Hawaii, hingga Jamaika karena dianggap bisa mengatasi hama.

Oleh karena peta persebaran mereka yang cukup luas, habitat pilihan garangan abu-abu india terbilang cukup beragam. Dilansir Animalia, mereka bisa ditemukan di tempat terbuka, semak belukar, padang rumput, ataupun tempat lain dengan vegetasi yang cukup. Garangan ini bahkan sangat adaptif hingga bisa hidup di sekitar ladang, kebun, ataupun lahan pertanian lain yang dimiliki manusia. Mereka akan menjadikan lubang di tanah ataupun lubang di batang pohon sebagai sarang ketika harus beristirahat ataupun bersembunyi.

2. Makanan favorit mereka sangat menantang!

Meski punya penampilan imut, pilihan makanan garangan abu-abu india sangat beragam dan ekstrem. (commons.wikimedia.org/J.M.Garg)

Soal makanan, sebenarnya garangan abu-abu india terbilang omnivor. Animal Diversity melansir kalau pada satu waktu, mereka akan mengonsumsi berbagai bagian tanaman, buah-buahan, beri, sampai akar tanaman. Namun, jika memungkinkan, si mungil ini akan memburu berbagai jenis hewan lainnya, semisal tikus, kadal, serangga, kelinci, ayam hutan, reptil kecil, ikan, amfibi kecil, sampai telur milik hewan lain.

Biarpun demikian, banyaknya pilihan makanan garangan abu-abu india itu rasanya tak akan seekstrem ular kobar. Ya, hewan yang tampak lucu ini ternyata juga mengonsumsi ular kobra! Faktanya, garangan abu-abu india merupakan salah satu dari sedikit sekali hewan yang dapat menargetkan kobra untuk dimakan. Bahkan, bisa dibilang kalau ular kobra ini merupakan makanan favorit garangan abu-abu india karena hewan ini secara khusus beradaptasi dengan berbagai hal supaya mendukung proses perburuan reptil yang satu ini.

3. Refleks cepat dan ketahanan tubuh mereka menakjubkan

ilustrasi garangan abu-abu india ketika sedang memburu ular kobra (commons.wikimedia.org/Louis Sargent | Frank Finn)

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, garangan abu-abu india secara khusus akan menargetkan ular kobra untuk dikonsumsi. Namun, memburu reptil yang memiliki salah satu bisa paling mematikan di dunia ini tentunya bukan perkara mudah. Untuk itulah, garangan abu-abu india berkembang sedemikian rupa agar bisa mengungguli calon mangsa hingga ke tahapan tak berdaya sama sekali di hadapan mereka.

Biasanya, garangan abu-abu india akan menggigit buruan mereka secara cepat di bagian kepala agar bisa segera dikonsumsi. Akan tetapi, ketika berburu ular kobra, biasanya garangan butuh waktu hingga 1 jam karena perburuan ini lebih merujuk pada adu stamina atau ketahanan dari kedua hewan itu. Dilansir Roundglass Sustain, garangan abu-abu india akan memprovokasi ular kobra agar menyerang mereka berulang kali. Hebatnya, si mungil ini punya refleks yang sangat baik sehingga mereka dapat menghindari sebagian besar serangan sang mangsa dengan lincah.

Sambil menghindar, garangan akan sesekali menggigit target mereka yang lengah. Gigi mereka sangat tajam dan kuat, bahkan gigi seri mereka secara khusus dibuat untuk mengiris daging. Jika gigitan mereka mengenai kepala si ular kobra, perburuan bisa berakhir dengan cepat karena gigitan tersebut bisa dengan mudah menghancurkan tengkorak reptil tersebut. 

Tentunya, garangan abu-abu india tak selalu berhasil dengan mulus. Pada beberapa kesempatan, mungkin saja ada gigitan ular kobra yang sampai ke tubuh mereka dan bisa milik ular itu berhasil disuntikkan. Meski begitu, mereka tak perlu khawatir. Pada dasarnya, tubuh mereka sudah beradaptasi untuk menghadapi masalah ini. Rambut kasar mereka bisa jadi tameng pertama yang dapat mencegah gigi ular mencapai kulit.

Kalaupun gigitan ular menembus mereka, kulit garangan abu-abu india terbilang fleksibel dan memiliki protein khusus. Nah, protein ini secara mengejutkan mampu untuk menghilangkan efek racun ular kobra maupun racun dari hewan lain yang masuk ke tubuh garangan. Inilah yang membuat mamalia mungil ini tak perlu khawatir sama sekali dengan racun. Mereka justru akan lebih takut jika bertemu ular pembelit ataupun macan tutul karena kedua hewan tersebut merupakan predator alami bagi garangan abu-abu india.

4. Sistem reproduksi

pasangan garangan abu-abu india di depan sarang mereka (commons.wikimedia.org/Rison Thumboor)

Musim kawin bagi garangan abu-abu india bisa dibilang cukup unik karena punya rentang waktu antarbulannya. Dilansir Animalia, Maret, Agustus, dan Oktober jadi waktu paling tepat bagi si mungil ini untuk bereproduksi. Adapun, garangan ini tergolong hewan poligini sehingga seekor jantan akan kawin dengan beberapa betina selama waktu itu. Uniknya, guna menarik perhatian betina, jantan biasanya akan menyemprotkan air seni mereka ke berbagai tempat. Adapun, aroma tersebut dapat memikat betina di sekitar wilayah mereka masing-masing.

Setelah kawin, garangan abu-abu india betina mengandung dalam waktu yang relatif singkat, yakni 60 hari saja. Setelah itu, masing-masing akan melahirkan 2—4 ekor anak dan merawat anak-anak tersebut hingga berusia 6 bulan. Menariknya, setelah melalui masa perawatan oleh sang induk, anak garangan abu-abu india sudah mencapai usia dewasa dalam kurun waktu 6—9 bulan saja.

5. Punya berbagai cara unik dalam mempertahankan diri

Rambut kasar milik garangan abu-abu india dimanfaatkan manusia untuk membuat kuas sehingga perburuan terhadap mereka semakin meluas. (commons.wikimedia.org/Mike Prince)

Tak hanya refleks dan tubuh antibisa saja yang membuat garangan abu-abu india dapat bertahan di habitat mereka yang keras. Ada beberapa bagian tubuh mereka yang juga beradaptasi dengan baik. Ada di antaranya yang tak dimiliki oleh jenis garangan lain, lho, seperti kebiasaan garangan abu-abu india untuk melipat tubuh mereka hingga menjadi bola.

Animal Diversity melansir kalau kebiasaan garangan itu didukung berkat tulang punggung mereka yang berevolusi hingga memiliki vertebra lumbal dan sakrum yang lebih lebar. Alhasil, mereka bisa melipat tubuh mereka sendiri layaknya bola, seperti yang biasa kita amati pada armadilo atau landak. Selain itu, tangan milik garangan abu-abu india benar-benar berfungsi layaknya tangan pada manusia karena mereka bisa menggenggam dan membuka benda dengan ukuran yang relatif besar, semisal tubuh mangsa atau telur hewan.

Kemudian, saat sedang berburu, garangan abu-abu india memiliki kebiasaan yang cukup unik. Mereka akan menutup telinga mereka sendiri, terutama jika berada di tanah berdebu ataupun sumber air. Hal ini dilakukan supaya mencegah debu ataupun air masuk ke dalam telinga mereka. Dengan begitu, indra pendengaran mereka tetap bisa berfungsi secara optimal ketika berburu. Kalau sedang merasa terancam, mamalia ini dapat dengan cepat bersembunyi di lubang bawah tanah ataupun pohon yang jadi sarang mereka karena diameter masuk lubang itu terbilang sangat kecil untuk predator alami mereka masuki.

Untuk status konservasi mereka sendiri, sebenarnya garangan abu-abu india tergolong hewan dengan kekhawatiran rendah (Least Concern) seperti yang dilaporkan IUCN Red List. Namun, mereka sedang menghadapi masalah serius dalam hal perburuan oleh manusia. Mereka sering ditargetkan demi memperoleh daging dan rambut mereka. Diketahui kalau rambut garangan abu-abu india dapat berfungsi sebagai jimat bagi beberapa kebudayaan dan bisa pula diolah untuk menjadi kuas dari segi industri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorYudha ‎