ilustrasi tradisi Rampogan Macan (commons.wikimedia.org/H. Salzwedel)
Catatan sejarah juga menceritakan adanya sebuah tradisi para pembesar Kerajaan Jawa di masa lalu yang bernama Rampogan Macan. Ini merupakan sebuah pertunjukan adu harimau yang turut menyebabkan berkurangnya populasi harimau jawa secara cepat.
Seperti pertunjukan spektakuler di arena Gladiator Kolosseum Roma di masa lalu, Rampogan macan menggunakan hewan buas seperti harimau, macan tutul, dan macan kumbang untuk diadu dengan binatang lain. Contohnya kerbau atau dengan manusia yang bersenjatakan tombak. Pada akhirnya, hewan-hewan itu akan dibunuh secara ramai-ramai dengan puluhan tombak yang dihujamkan ke tubuhnya.
Dalam artikel karya Danu Damarjati dengan judul Rampogan Sima, tradisi membantai macan di Tanah Jawa, Rampogan Sima merupakan pertunjukan yang melibatkan masyarakat banyak dan pertunjukan ini sudah ada sejak zaman dulu. Sebagian menyebut bahwa tradisi ini telah ada sejak zaman Kerajaan Singasari. Namun sebagian lagi menyebut pertunjukan itu baru ada sejak abad ke-17 di Jawa. Lebih lanjut, dalam buku Bakda Mawi Rampog karya R. Kartawibawa yang dikutip oleh artikel tersebut, istilah "sima" atau macan loreng digunakan untuk merujuk kucing besar ini atau menambahkan keterangan untuk jenis macan yang lain.
Istilah ngrampog sima sebagaimana dituturkan oleh R. Kartawibawa bermakna beramai-ramai rebutan membunuh harimau atau kucing besar lainnya dengan tombak. Pertunjukan ini terdapat di wilayah Kasunanan Surakarta, Kasultanan Ngayogyakarta dan kawasan Jawa Timur. Pertunjukan tersebut biasanya dilakukan bertepatan dengan hari besar.
Dari foto yang menggambarkan acara Rampogan Macan, terlihat bahwa pertunjukan dilakukan di sebuah alun-alun besar. Para pria mengelilingi alun-alun tersebut sambil memegang tombak panjang, setelah harimau dikeluarkan dari kandangnya, harimau akan dipaksa untuk menerjang barikade orang-orang yang membawa tombak tersebut.
Saat itulah tombak-tombak akan dihujamkan ke tubuh satwa legendaris tanah Jawa tersebut. Ada pula sesi yang mengadu harimau dengan kerbau, apa pun hasil pertarungan itu harimau dipastikan juga akan dibunuh beramai-ramai.
Tradisi Rampogan Macan telah menyebabkan perburuan kucing-kucing besar di Pulau Jawa menjadi korban. Khususnya harimau jawa, populasi mereka langsung menyusut secara drastis akibat perburuan untuk digunakan dalam acara Rampogan Macan tersebut.
Harimau jawa menjadi langka sampai tidak terlihat lagi saat ini. Hanya tinggal satu kucing besar Pulau Jawa yang masih bertahan hingga saat ini, yaitu macan tutul jawa (Panthera pardus melas) yang juga sudah dinyatakan sebagai satwa langka dan dilindungi saat ini.