ilustrasi penangkapan hypatia (dok. Wikimedia Commons)
Terjadilah kejadian mengerikan pada musim panas tahun 415 Masehi. Merujuk National Geographic, segerombolan massa yang terdiri atas biarawan fanatik menangkap Hypatia dalam perjalanan pulang setelah memberikan ceramah. Dalam penangkapan yang dipimpin seorang lektor bernama Petrus tersebut, Hypatia mendapat tuduhan seorang penyihir. Ia sempat melawan, seribu sayang, tidak ada satu orang yang berani menolongnya.
Segerombolan orang fanatik Kristen menyeretnya untuk masuk ke sebuah gereja, di mana mereka menelanjanginya, mengikis kulitnya dengan cangkang tiram, merobek anggota tubuhnya, memukulinya dengan batu bata dan genteng hingga ia meregang nyawa. Tidak sampai di situ, jasad Hypatia kemudian dibakar, menjadi korban pembunuhan yang sangat brutal di tangan sekelompok fanatik Kristen.
Sejatinya dengan pembunuhan Hypantia di depan umum menunjukkan bahwa penguasa Kristen ingin mengukuhkan kuasanya. Dengan menyebarkan ketakutan bahwa mereka yang tidak menganut agama Kristen akan bernasib sama seperti Hyapatia, seorang dengan keilmuan yang terpandang seperti Hypatia pun dengan mudah dibinasakan apalagi seseorang golongan masyarakat kelas bawah.
Itulah nasib malang yang dijalani Hypatia di akhir hidupnya. Seberapa keras kelompok fanatik menghapus Hypatia, ia kan tetap hidup dari karyanya dan dikenal sebagai seoarang perempuan yang jenius di masanya. Ada baiknya kita menghargai seseorang yang mengabadikan diri pada ilmu pengetahuan meskipun dari latar belakang yang berbeda, ya.