ilustrasi ikan lidah asap (Pixabay.com/Elsemargriet)
Seperti yang telah disinggung di awal, ikan lidah termasuk salah satu ikan konsumsi di Indonesia. Di samping bernilai ekonomis, ikan ini juga bernilai gizi tinggi. Laman Share Healthy menjelaskan bahwa dalam 100 gram ikan lidah, terkandung
- kalori 100 kkal,
- protein 16 gram,
- vitamin A,
- vitamin B,
- vitamin B kompleks,
- vitamin D,
- omega 3,
- kalsium,
- fosfor,
- zat besi, hingga
- kalium.
Dengan kandungan tersebut, ikan lidah dapat menjaga kesehatan kulit dan rambut, menjaga produksi sel darah merah, meningkatkan sistem imun, hingga meningkatkan kualitas sel sperma pada laki-laki.
Meskipun begitu, ada satu momok yang membuat orang enggan mengonsumsi si tongue sole fish. Alasannya adalah karena kontaminasi logam.
Berdasarkan laman Dr. Axe, sebuah studi menunjukkan bahwa spesies ikan sebelah di sejumlah perairan mungkin terpapar hidrokarbon aromatik polisilat dalam jumlah tinggi. Zat tersebut merupakan bahan kimia beracun yang dapat memicu kerusakan DNA dan perkembangan kanker.
Hal ini juga diiyakan oleh Nunes, et al. (2014) dalam Environmental Science and Pollution Research. Jurnal tersebut menjelaskan bahwa spesies ikan sebelah sangat umum terpapar bahan kimia beracun. Kondisi tersebut disebabkan oleh dua hal, yaitu karena memangsa ikan yang telah terkontaminasi serta kontak langsung dengan kontaminan dan sedimen yang terbawa air.
Lebih lanjut, disebutkan bahwa spesies ikan sebelah biasa hidup dekat dengan cairan interstitial. Dalam ilmu kelautan, cairan interstitial merujuk pada larutan berair yang menempati ruang pori antara partikel dalam batuan dan sedimen, dikutip dari Chester (1990) dalam Marine Geochemistry.
Nah, dalam cairan interstitial, sering kali terlarut kontaminan, misalnya logam, dalam jumlah yang tinggi. Alhasil, spesies ikan sebelah, seperti ikan lidah, berisiko tinggi tercemar logam.
Nah, kamu sudah baca informasi tentang fakta ikan lidah, kerabat ikan sebelah. Apakah kamu suka makan ikan ini?