Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi listrik (powerproselectrical.com)
ilustrasi listrik (powerproselectrical.com)

Dalam ilmu fisika, listrik menjadi salah satu topik pembahasan, riset, dan pelajaran yang tidak bisa dipisahkan dari hukum sains lainnya. Manfaatnya yang begitu besar dalam kehidupan manusia, membuat fenomena alam yang satu ini selalu dibutuhkan di mana saja.

Nah, kali ini kita akan sedikit memahami tentang apa itu listrik. Bagaimana awal mulanya dipelajari oleh manusia? Sejauh apa ia dapat berguna bagi manusia? Langsung dibaca, ya!

1. Apa itu listrik?

ilustrasi kilatan petir (wallpaperflare.com)

Untuk memahami dan menerjemahkan apa itu listrik, ilmuwan fisika harus mempelajari atom terlebih dahulu. Dijelaskan dalam laman Energy Information Administration, listrik dan semua hal-hal yang berkaitan dengannya berasal dari atom, sebuah partikel terkecil pembentuk elemen alam semesta.

Nah, dalam setiap atom, terdapat tiga partikel penyusun yang terdiri dari neutron, proton, dan elektron. Sekadar informasi, atom sudah ada sejak awal mula pembentukan alam semesta melalui Bing Bang atau Ledakan Dahsyat. Uniknya, partikel elektron bisa berpindah atau melompat ke atom lainnya.

Perpindahan elektron itulah yang dinamakan aliran listrik. Itu sebabnya, listrik bisa ditemukan di mana saja selama ada perpindahan elektron. Tentunya kamu pernah menggosok penggaris plastik dan mendekatkannya ke rambut, bukan? Rambutmu akan berdiri dan itu membuktikan bahwa setiap benda di alam semesta memiliki muatan listrik.

2. Sudah dipelajari oleh ilmuwan di era Yunani kuno

gambaran ilmuwan Yunani zaman dulu (owlcation.com)

Meskipun listrik sudah ada sejak awal mula alam semesta, manusia baru mempelajarinya pada 600 SM atau sekitar 2.600 tahun lalu. Saat itu, seorang ilmuwan Yunani kuno bernama Thales dari Miletos membuat eksperimen dengan cara menggosok sebuah benda yang dalam hal ini adalah batu ambar.

Ia menemukan fakta bahwa batu ambar yang sudah digosok tadi akan menarik bulu-bulu ringan di sekitarnya. Menurut laman The National High Magnetic Field Laboratory, riset dan penemuan Thales tersebut menjadi studi tertua manusia yang berhubungan dengan listrik statis.

Bukan hanya itu, Thales juga melakukan penelitian mengenai magnet. Meskipun tidak merumuskan secara rinci, ia sudah membuat kesimpulan bahwa medan magnetik dapat menarik logam di sekitarnya. 

3. Ilmuwan modern mampu mengonversi listrik menjadi energi yang lain

lukisan Benjamin Franklin (jewishboston.com)

Listrik atau electricity diambil dari kata elektron yang dulunya dicetuskan oleh orang Yunani berkenaan dengan batu ambar. Nah, di zaman modern, riset mengenai listrik sudah masuk ke dalam tahap penelitian untuk diubah menjadi energi. Pada abad ke-16, fisikawan Inggris bernama William Gilbert menemukan kekuatan medan listrik dari gesekan antarbenda.

Lalu, pada 1733, seorang ilmuwan Prancis bernama Charles du Fay melakukan studi dan menyimpulkan bahwa listrik statis berkaitan erat dengan muatan negatif (-) dan positif (+). Penemuan tersebut membuka jalan bagi ilmuwan-ilmuwan lainnya seperti Benjamin Franklin, Thomas Faraday, Nicola Tesla, dan Thomas Edison.

Pada prinsipnya, listrik sebagai fenomena alam telah diubah menjadi energi yang lain dan bisa dikendalikan untuk berbagai macam keperluan. Dalam sejarahnya, penelitian dan perubahan energi tersebut memang mampu mengubah kehidupan manusia menjadi lebih baik.

4. Air murni tidak dapat menghantarkan listrik

ilustrasi listrik dan air (alphacoders.com)

Selama ini ada anggapan umum bahwa air bisa menghantarkan listrik. Well, anggapan tersebut sepertinya kurang tepat. Pasalnya, yang menghantarkan listrik adalah partikel atau senyawa di dalam air. Sementara, air murni tidak bisa menghantarkan listrik dengan baik. Studi akan hal ini pernah diulas dalam laman Science ABC.

Senyawa dalam air berupa ion bermuatan, partikel kecil, dan semua zat mikroskopis itulah yang mampu merambatkan listrik. Dalam riset kimia yang berhubungan dengan sifat air murni, tidak didapatkan bukti bahwa listrik mampu merambat di dalamnya.

5. Sambaran petir menghasilkan listrik yang luar biasa besar

potret dari sambaran petir (runnersworld.com)

Seberapa kuat sambaran petir itu? Laman National Weather Service mencatat bahwa kilatan petir bisa menghasilkan kekuatan 300 juta Volt. Sekadar perbandingan, arus listrik rumah tangga hanya menggunakan tegangan sebesar 120 hingga 220 Volt. Hal ini sekaligus menyatakan fakta bahwa petir merupakan listrik terbesar yang terjadi di Bumi.

Menurut sains, petir dapat terjadi akibat loncatan dan perpindahan listrik yang terjadi di awan. Fenomena tersebut bisa terjadi karena awan berisi muatan positif dan negatif. Dilansir National Geographic, adanya badai, hujan, uap air, es, dan salju akan meningkatkan ketidakseimbangan muatan awan dan permukaan Bumi.

Objek yang ada di permukaan Bumi seperti menara, gedung, pohon, dan lainnya yang memiliki muatan listrik dapat tersambar petir, bahkan beberapa kali. Hal ini merupakan fenomena alam yang berkaitan dengan atom beserta muatan proton dan elektron di dalamnya.

Ternyata, penelitian tentang listrik sudah dilakukan sejak sebelum masehi. Hingga saat ini, manusia masih membutuhkan listrik sebagai energi untuk digunakan dalam banyak hal. So, semoga bisa menambah pengetahuan kamu, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team