Tuatara memang dikenal sebagai spesies penyintas hebat sejak zaman dinosaurus. Namun, bagaimana kehidupan mereka di masa lalu dan cara mereka dalam menjadi penyintas di ganasnya alam masih menjadi pertanyaan bagi sebagian kalangan ilmuwan. Pasalnya, mengingat pertumbuhan tuatara yang sangat lambat, ditambah dengan kemampuan bertelurnya yang rendah, seharusnya tuatara tidak bisa selamat begitu saja di alam liar.
New Zealand Geographic dalam lamannya menjelaskan bahwa kemungkinan terbesar yang terjadi di masa lampau adalah posisi geografis yang menguntungkan tuatara. Ya, pada saat terjadi bencana besar, banyak spesies tuatara yang membangun sarang mereka di bawah tanah sehingga mereka bisa selamat dari radiasi mematikan atau bencana alam dahsyat di Bumi.
Letak geografis dari ekosistem dan habitat tuatara yang cenderung aman dari bencana alam juga menjadi kunci bagaimana spesies purba tersebut bisa tetap eksis sampai saat ini. Berbeda dengan buaya purba yang harus berevolusi menjadi spesies buaya yang lebih kecil, tuatara tidak mengalami perubahan ukuran tubuh secara radikal. Tentu kemampuan mereka untuk selamat di alam liar masih menjadi studi dan penelitian menarik dari banyak ahli satwa di dunia.
Itulah beberapa fakta ilmiah dari tuatara, spesies yang sering disebut "fosil hidup" karena dianggap sebagai spesies yang sangat tua. Bagaimana? Ternyata, tuatara memang sangat berbeda dengan kadal, kan?