Universitas Gadjah Mada (ugm.ac.id)
Penemuan tentang Pamatan dan Samalas ini dipublikasikan pada sebuah paper tahun 2013. Sejumlah peneliti ternama dari Indonesia, Perancis, Swiss, dan Inggris bekerja sama dalam penelitian ini.
Penelitian ini dilakukan oleh oleh Franck Lavigne dari Université Paris Panthéon-Sorbonne, Perancis. Ia ditemani oleh Vincent Robert dan Edouard de Belizal yang berasal dari universitas yang sama. Jean-Philippe Degeai berasal dari Université Paris Panthéon-Sorbonne dan Université Montpellier, Perancis. Jean-Christophe Komorowski dan Céline M. Vida berasal dari Institut de Physique du Globe, Perancis serta Patrick Wassmer dari Université Paris Panthéon-Sorbonne, Perancis dan Université de Strasbourg, Perancis.
Selain dari Perancis, juga terdapat peneliti dari Swiss dan Inggris yaitu Sébastien Guillet dari Institute of Geological Sciences, University of Bern, Swiss. Pierre Lahitte dari Département des Sciences de la Terre (IDES), Université Paris. Clive Oppenheimer dari University of Cambridge, UK. Markus Stoffel dari Institute of Geological Sciences, University of Bern, Swiss dan Department of Earth Sciences, Institute for Environmental Sciences, University of Geneva, Swiss serta Irka Hajdas dari Laboratory of Ion Beam Physics, Eidgenössiche Technische Hochschule, Swiss.
Selain peneliti dari luar negeri, juga ada beberapa peneliti asal Indonesia yaitu Danang Sri Hadmoko dari Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada. Surono dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Bandung dan Indyo Pratomo dari Museum Geologi, Bandung.
Nah, itu tadi informasi mengenai Kota Pamatan yang hilang. Menarik bukan? Tuliskan komentar kalian tentang kota satu ini.