ilustrasi dewa dan dewi Yunani yang dijebak Tantalus (commons.wikimedia.org/wiki/HotaniKG)
Masih dalam mitologi Yunani, ada kisah Pelops yang bermula dari tindakan keji ayahnya, Tantalus. Tantalus adalah raja yang diberkahi dengan hak istimewa untuk bergaul dengan para dewa di Olympus. Namun, karena kesombongan dan keingintahuannya yang berlebihan, ia ingin menguji apakah para dewa benar-benar maha mengetahui. Untuk itu, ia melakukan tindakan mengerikan dengan membunuh anaknya sendiri, Pelops, dan menyajikan dagingnya dalam sebuah jamuan kepada para dewa.
Ketika perjamuan dimulai, para dewa segera menyadari kejahatan yang dilakukan Tantalus. Mereka mengetahui bahwa daging yang disajikan bukanlah makanan biasa, karena sebagai makhluk yang maha kuasa, mereka bisa merasakan energi kehidupan yang telah terenggut secara keji. Hanya Dewi Demeter, yang sedang dalam keadaan berduka karena kehilangan putrinya, tidak menyadari tipu daya tersebut dan tanpa sengaja memakan sebagian kecil dari bahu Pelops.
Marah dan tersinggung oleh tindakan keji ini, para dewa menghukum Tantalus dengan mengutuknya ke dunia bawah. Di sana, ia dihukum untuk berdiri di tengah genangan air yang selalu surut setiap kali ia ingin minum, serta di bawah pohon buah yang cabangnya menjauh setiap kali ia berusaha mengambilnya. Hukuman ini melambangkan penderitaan abadi akibat keserakahan dan ketidaktaatan.
Sementara itu, Pelops dihidupkan kembali oleh para dewa. Tubuhnya dipulihkan, dan bahunya yang telah dimakan oleh Demeter digantikan dengan bahu emas sebagai tanda anugerah ilahi. Kisah ini menjadi pengingat tentang akibat dari tindakan keji serta bagaimana keadilan ilahi selalu berlaku bagi mereka yang melakukan kesalahan dan kecurangan.