Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi manusia menikmati makanan (commons.wikimedia.org/wiki/Hieronymus Bosch)
ilustrasi manusia menikmati makanan (commons.wikimedia.org/wiki/Hieronymus Bosch)

Intinya sih...

  • Makanan dalam mitologi menjadi simbol keberuntungan, larangan, dan hukuman yang membentuk takdir manusia.
  • Adam dan Hawa dihukum turun ke bumi setelah memakan buah terlarang, tetapi kesalahan mereka diampuni setelah bertobat kepada Allah.
  • Buah delima mengikat Persephone pada bumi, Tantalus dihukum oleh dewa atas tindakannya yang keji, dan Loki membuat jamuan kutukan untuk menyesatkan para tamu.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sejak dahulu, makanan tidak hanya menjadi sumber kehidupan, tetapi juga memiliki peran penting dalam berbagai kisah yang membentuk kepercayaan dan budaya. Beberapa makanan dianggap sebagai anugerah yang membawa keberuntungan, sementara yang lain dikaitkan dengan larangan dan kutukan yang mengubah takdir manusia.

Berbagai mitologi dan kisah sejarah mencerminkan bagaimana makanan bisa menjadi ujian, penghargaan, atau bahkan hukuman. Mari kita telusuri bagaimana makanan tertentu dalam legenda dan sejarah menjadi simbol yang lebih dari sekadar santapan biasa, baca artikel ini hingga selesai, ya!

1. Buah khuldi membuat Adam dan Hawa dihukum oleh Allah dan diturunkan ke Bumi

ilustrasi Adam dan Hawa di bawah pohon terlarang (commons.wikimedia.org/wiki/John Martin)

Dalam ajaran Islam, kisah Adam dan Hawa di Surga diceritakan dalam Al-Qur’an. Allah menciptakan Adam sebagai manusia pertama dan memberinya tempat di Surga. Hawa kemudian diciptakan sebagai pendampingnya. Mereka diberikan kebebasan menikmati segala kenikmatan surga, kecuali satu larangan utama, yaitu tidak boleh mendekati dan memakan buah khuldi dari pohon terlarang.

Namun, godaan setan membuat mereka tergoda untuk melanggar larangan tersebut. Setelah mereka memakan buah tersebut, Allah murka dan mereka diturunkan ke bumi sebagai bentuk ujian kehidupan. Namun dalam Islam, kesalahan Adam dan Hawa diampuni setelah mereka bertobat kepada Allah. Kisah ini menjadi pelajaran tentang ketaatan, godaan, serta bagaimana manusia memiliki kesempatan untuk kembali kepada Tuhan setelah melakukan kesalahan.

2. Buah delima menjadi representasi perubahan musim dalam kisah mitologi Yunani

ilustrasi kembalinya Persephone kepada ibunya Demeter (commons.wikimedia.org/wiki/Frederic Leighton)

Buah delima dalam mitologi Yunani memiliki peran penting dalam kisah Persephone dan Hades. Persephone, putri dewi Demeter, diculik oleh Hades dan dibawa ke bumi. Sang ibu yang sedih membuat bumi menjadi tandus, hingga akhirnya para dewa memerintahkan agar Persephone dikembalikan. Namun, sebelum ia kembali, Hades menipunya agar memakan biji delima, yang mengikatnya pada bumi selamanya.

Karena telah memakan buah itu, Persephone tidak bisa sepenuhnya kembali ke Nirwana. Sebagai kompromi, ia harus menghabiskan sebagian tahun di dunia bawah dan sebagian lagi di dunia atas bersama ibunya. Kisah ini menjelaskan perubahan musim, di mana saat Persephone bersama Hades, musim dingin melanda bumi, dan saat ia kembali ke Nirwana, musim semi pun datang. Delima dalam mitologi ini menjadi simbol keterikatan yang tidak bisa dihindari dan kutukan yang datang dari ketidaktahuan atas perilaku congkak. 

3. Sajian dari daging manusia, kemurkaan dewa yang mengajarkan tentang ketaatan

ilustrasi dewa dan dewi Yunani yang dijebak Tantalus (commons.wikimedia.org/wiki/HotaniKG)

Masih dalam mitologi Yunani, ada kisah Pelops yang bermula dari tindakan keji ayahnya, Tantalus. Tantalus adalah raja yang diberkahi dengan hak istimewa untuk bergaul dengan para dewa di Olympus. Namun, karena kesombongan dan keingintahuannya yang berlebihan, ia ingin menguji apakah para dewa benar-benar maha mengetahui. Untuk itu, ia melakukan tindakan mengerikan dengan membunuh anaknya sendiri, Pelops, dan menyajikan dagingnya dalam sebuah jamuan kepada para dewa.

Ketika perjamuan dimulai, para dewa segera menyadari kejahatan yang dilakukan Tantalus. Mereka mengetahui bahwa daging yang disajikan bukanlah makanan biasa, karena sebagai makhluk yang maha kuasa, mereka bisa merasakan energi kehidupan yang telah terenggut secara keji. Hanya Dewi Demeter, yang sedang dalam keadaan berduka karena kehilangan putrinya, tidak menyadari tipu daya tersebut dan tanpa sengaja memakan sebagian kecil dari bahu Pelops.

Marah dan tersinggung oleh tindakan keji ini, para dewa menghukum Tantalus dengan mengutuknya ke dunia bawah. Di sana, ia dihukum untuk berdiri di tengah genangan air yang selalu surut setiap kali ia ingin minum, serta di bawah pohon buah yang cabangnya menjauh setiap kali ia berusaha mengambilnya. Hukuman ini melambangkan penderitaan abadi akibat keserakahan dan ketidaktaatan.

Sementara itu, Pelops dihidupkan kembali oleh para dewa. Tubuhnya dipulihkan, dan bahunya yang telah dimakan oleh Demeter digantikan dengan bahu emas sebagai tanda anugerah ilahi. Kisah ini menjadi pengingat tentang akibat dari tindakan keji serta bagaimana keadilan ilahi selalu berlaku bagi mereka yang melakukan kesalahan dan kecurangan. 

4. Jebakan Dewa Loki, sajian mewah untuk menjebak jiwa-jiwa yang lengah

ilustrasi Valhalla dalam mitos Nordik (commons.wikimedia.org/wiki/Walhall by Emil Doepler)

Dalam mitologi Nordik, terdapat kisah mengerikan tentang jamuan yang diadakan oleh dewa Loki bagi para dewa dan roh di dunia bawah. Jamuan ini bukanlah perayaan biasa, melainkan sebuah jebakan yang dirancang untuk menyesatkan para tamu. Makanan yang disajikan di meja perjamuan tampak menggoda, tetapi siapa pun yang memakannya akan terikat pada dunia roh dan tidak dapat kembali ke dunia manusia.

Dalam beberapa versi cerita, jamuan ini juga dikaitkan dengan Einherjar, para prajurit yang mati di medan perang dan dibawa ke Valhalla untuk menikmati perjamuan abadi sebelum pertempuran terakhir di Ragnarok. Namun, tidak semua perjamuan di dunia roh bersifat terhormat. Beberapa, seperti yang diselenggarakan oleh Loki, justru bertujuan untuk mengutuk dan menjerat jiwa mereka yang lengah.

Cerita ini mencerminkan ketakutan dalam budaya Nordik akan pengkhianatan dan jebakan yang tersembunyi di balik pesta dan kemewahan. Perjamuan yang seharusnya menjadi lambang kehormatan bisa berubah menjadi kutukan yang mengikat seseorang selamanya dalam dunia kegelapan.

Makanan dalam berbagai legenda sering kali memiliki makna yang jauh lebih dalam. Ada yang menjadi simbol pengetahuan, keabadian, atau bahkan hukuman yang abadi. Kisah-kisah ini mengingatkan kita bahwa makanan bukan hanya sekadar pemenuhan kebutuhan, tetapi juga dapat menjadi alat bagi nasib untuk menguji manusia.

Menurut kamu, apakah ada makanan lain dalam mitologi yang memiliki kisah menarik? Bagikan pendapatmu di kolom komentar!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team