ilustrasi kebun chinampa (britannica.com/Peter M. Wilson/Alamy)
Meski terbilang kuno, sistem agrikultur chinampa menjadi inspirasi tersendiri bagi dunia pertanian di era modern. Sistem ini kini masih digunakan di beberapa wilayah di Amerika Tengah meskipun jumlahnya tidak banyak.
Selain itu juga telah menginspirasi beberapa negara untuk mengembangkan proyek agrowisata bagi beberapa negara. Sebagaimana dilansir The Archaeologist, Taman Terapung Bangladesh, Green Float di teluk Osaka Jepang, dan Urban River di Chicago Amerika Serikat telah mengadopsi sistem ini.
Organisasi pangan dan pertanian PBB menetapkan sistem ini sebagai warisan agrikultur global yang penting. Mereka mengembangkan model pertanian serupa di beberapa negara seperti yang tercatat oleh FAO (Food and Agricultur Organisation) Amerika Latin yang meliputi Korea Selatan, Tiongkok, Mesir, Spanyol, Jepang, Meksiko, Portugal, dan Srilanka. Tak jauh dari sistem chinampa kuno, hasil produksinya sangat beragam seperti buah-buahan, sayuran, garam, beras, hingga teh.
Salah satu negara yang berhasil mengadopsi sistem ini adalah Jepang. Beras dari hasil pertanian model ini memiliki kualitas sangat bagus dan hasilnya melimpah dua kali lipat dari sistem pada umumnya. Selain itu juga menjadi tempat adanya burung-burung indah yang dilindungi.
Apakah kamu tertarik mengadopsi sistem agrikultur ini? Di tengah kondisi semakin berkurangnya lahan pertanian, chinampa nampaknya bisa menjadi solusi meningkatkan hasil hortikultura. Selain itu, bisa dimanfaatkan sebagai agrowisata.