5 Fakta Menarik Lele Berkepala Keras, Spesies Lele yang Hidup di Laut

Ikan lele merupakan ikan yang sangat adaptif dan bisa hidup di berbagai tipe perairan, mulai dari air tawar, payau, sampai laut. Nah, salah satu ikan lele yang hidup di air laut adalah Ariopsis felis atau lele berkepala keras. Selain habitatnya yang berbeda dari lele lain, ikan ini juga menyimpan banyak keunikan dan hal menarik yang mencakup kebiasaan, ciri fisik, ukuran, sampai hubungannya dengan manusia.
Sebagai contoh, lele berkepala keras memiliki bentuk tubuh yang agak berbeda dari lele lain. Tentunya, habitat ikan ini juga sangat berbeda dari kebanyakan lele yang kamu tahu. Tak cuma itu, bahkan ikan ini bisa berkomunikasi dengan berbagai cara, lho. Terakhir, makanannya sangat bervariasi dan membuatnya jadi ikan yang rakus. Jika kamu penasaran dengan lele berkepala keras maka kamu harus membaca dan menyimak artikel ini dengan seksama!
1. Ikan ini menghuni perairan bakau dan pinggir pantai
Lele berkepala keras menjadi lele yang unik karena merupakan lele yang hidup di air asin atau laut. Spesifiknya, ia sering ditemukan berenang di laut lepas, pinggir pantai, terumbu karang, zona neritik, dan area bakau. Jika beruntung, bahkan kamu bisa menjumpai lele berkepala keras yang terdampar di pantai dan tidak bisa kembali ke laut. Nah, ikan-ikan yang terdampar itu biasanya jadi sasaran empuk burung-burung predator. Jika berbicara penyebaran, ikan berwarna silver ini menghuni wilayah Amerika Serikat, Meksiko, Teluk Meksiko, dan sebagian Amerika Selatan, jelas GBIF.
2. Kotoran hewan jadi salah satu makanannya
Dilansir Animalia, lele berkepala keras mampu memakan berbagai jenis material. Biasanya, ia akan berburu di dasar air, seperti laut yang berpasir atau sungai payau yang berlumpur. Di dua tempat tersebut ikan ini sering mencari alga, rumput laut, krustasea, timun laut, ikan kecil, sisa-sisa makanan hewan lain, bangkai, sampai kotoran hewan. Karena hal tersebut, lele berkepala keras memiliki tugas sebagai pembersih alami di alam dengan memakan kotoran atau bangkai hewan.
Tiap individu juga memiliki pilihan makanan yang berbeda. Sebagai contoh, individu muda sering memakan kepiting, udang, dan moluska. Kemudian, anakan yang masih kecil lebih suka memakan plankton dan krustasea berukuran kecil. Terakhir, individu dewasa yang sudah mandiri punya makanan yang lebih beragam, seperti ikan, krusasea, tanaman air, sampai kotoran.
3. Lele berkepala keras bisa berkomunikasi dengan tiga cara
Laman iNaturalist menjelaskan kalau lele berkepala keras mampu berkomunikasi dengan tiga cara, yaitu menggunakan zat kimia, suara, dan ekolokasi. Pertama, ikan ini mampu merespon sinyal zat kimia yang dikeluarkan ikan lain saat terluka. Tak cuma dari spesiesnya, ikan ini juga mampu merespon zat kimia dari spesies lain seperti salfin molly. Kemudian, hewan ini juga mampu mengeluarkan suara dari swim bladder atau ototnya dan suara tersebut digunakan untuk berkomunikasi saat musim kawin.
Ekolokasi yang mirip seperti lumba-lumba dan paus juga hadir pada ikan ini. Dalam hal ini, individu yang melakukan ekolokasi mampu berenang dan berkelana dengan baik, bahkan pada malam hari sekalipun. Sebaliknya, individu yang tidak melakukan ekolokasi sering menabrak batu atau menabrak ikan lain. Artinya, ekolokasi menjadi sebuah tanda jika ikan ini sedang berenang dan ikan lain harus menyingkir.
4. Sering ditangkap oleh manusia entah secara sengaja atau tidak
Ikan ini jadi salah satu lele air laut yang cukup sering dimakan dan dipancing oleh manusia. Namun, pamornya tidak seterkenal lele lain dan sebenarnya ia bukan ikan yang secara masif dijual di pasaran. Sebaliknya, ikan ini hanya dipancing dan dimakan oleh beberapa orang. Bahkan, terkadang ikan ini dianggap sebagai nuisance fish atau ikan pengganggu karena memiliki duri di sirip yang bisa menusuk dan kerap tertangkap secara tidak sengaja oleh pemancing dan nelayan, jelas IRL Species.
Tapi jangan salah, ikan ini juga punya nilai ekonomi, lho. Sebagai contoh, pada tahun 1987 sampai 2001 lele ini dipancing dan dijual ke berbagai daerah. Secara khusus, terdapat lima daerah utama yang melakukan hal tersebut, yaitu Volusia, Brevard, Sungai Indian, St. Lucie, dan Martin. Jika dihitung, penjualan dan pemancingnnya saat itu bernilai sekitar $777,497.
5. Merupakan spesies ikan mouthbrooder
Lele sepanjang 70 centimeter dan punya berat 5 kilogram ini merupakan spesies mouthbrooder yang artinya ia akan menjaga dan merawat anak-anaknya di dalam mulut. Dalam hal ini, individu jantan akan membawa telur dan anak-anaknya di dalam mulut setelah bereproduksi. Hal ini dilakukan agar telur dan anak-anaknya aman dari ancaman, bisa menetas dengan baik, dan mampu berkembang dengan sempurna. Lebih lanjut, ikan ini akan menjaga anak-anaknya sampai mereka bisa mencari makan sendiri dan hidup mandiri.
Tak mau kalah dari lele air tawar, ternyata lele berkepala keras yang hidup di laut menunjukan banyak hal unik. Contohnya, ia bisa memakan berbagai material, mulai dari tanaman, hewan, sampai kotoran. Ikan ini juga sering diburu dan diperjualbelikan. Selain itu, lele berkepala keras juga terbilang cerdas karena mampu berkomunikasi dengan banyak cara. Terakhir, ikan ini termasuk spesies mouthbrooder yang menjaga dan merawat anak-anaknya di dalam mulut.