fakta sidat kembang ( https://dkpp.bulelengkab.go.id/)
Laman iNaturalist dan GBIF menerangkan kalau sidat kembang memiliki penyebaran yang luas. Dalam hal ini, ia bisa ditemukan di berbagai daerah, mulai dari Afrika Selatan, Oseania, Australia, Jepang, Cina, Malaysia, Indonesia, Filipina, sampai Madagaskar. Populasinya juga masih melimpah dan kamu bisa menemukan ikan ini dimanapun, mau itu di laut, area payau, sungai, rawa, sampai danau. Selama ada makanan, perairannya jernih, dan tidak ada predator maka tempat tersebut bisa dihuni oleh sidat kembang.
Sidat kembang merupakan spesies ikan unik yang berukuran besar. Tak cuma besar, ia juga punya daging lezat dan sering diperjualbelikan. Karena hal tersebut, hewan ini menjadi komoditas penting yang bisa menyokong ekonomi masyarakat. Populasinya memang masih melimpah, namun kita tetap harus menjaga eksistensi ikan ini. Jangan sampai populasinya menurun drastis dan akhirnya menjadi hewan terancam punah.
Apa perbedaan utama Sidat Kembang dengan belut sawah biasa? | Perbedaannya ada pada fisik dan sirip. Sidat memiliki sirip dada (pektoral) yang jelas di dekat kepala, sedangkan belut sawah tidak memilikinya. Selain itu, tubuh sidat kembang memiliki motif bercak-bercak seperti marmer atau bunga, tidak polos seperti belut. |
Kenapa disebut sebagai hewan Katadrom? | Karena siklus hidupnya unik: mereka tumbuh besar dan hidup di air tawar (sungai/danau), tetapi saat ingin memijah (kawin dan bertelur), mereka akan bermigrasi jauh ke laut dalam. Setelah bertelur, induk sidat biasanya mati. |
Apakah spesies ini bisa dikonsumsi? | Ya, dan memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Dagingnya dikenal kaya akan nutrisi dan sering menjadi komoditas ekspor mahal (sering diolah menjadi Unagi dalam masakan Jepang). |