Dalam beberapa hari terakhir, Indonesia terutama di beberapa kota besar kembali menjadi saksi aksi demonstrasi yang melibatkan ribuan peserta dengan berbagai tuntutan. Untuk mengendalikan kerumunan dan menjaga ketertiban, aparat kepolisian kerap menggunakan gas air mata sebagai alat pengendalian massa. Gas air mata, yang secara medis dikenal sebagai agen iritasi mukosa, sering menjadi pilihan dalam situasi protes karena efeknya yang mampu melumpuhkan sementara penglihatan dan pernapasan, sehingga menjadi salah satu metode kontroversial yang digunakan dalam pengelolaan unjuk rasa di Indonesia maupun di berbagai negara lain.
Nah tahukah kamu fakta menarik tentang gas air mata? Gas air mata terbuat dari apa dan bagaimana cara memulihkan setelah terkena gas air mata? Temukan jawabannya di bawah ini, yuk!