5 Fakta Ordo Sphenisciformes, Habitatnya di Daerah Kutub

Ordo Sphenisciformes atau yang lebih dikenal sebagai bangsa penguin merupakan kelompok binatang yang memiliki kemampuan unik dalam beradaptasi dengan lingkungan laut. Dalam ordo Sphenisciformes, terdapat 18 spesies yang tersebar di sekitar wilayah kutub dan selatan.
Meskipun begitu, tidak banyak yang tahu tentang ordo Sphenisciformes ini. Oleh karena itu, dalam artikel ini, akan dibahas lima fakta menarik tentang ordo Sphenisciformes.
1. Evolusi ordo Sphenisciformes
Penguin adelie (Pygoscelis adeliae) dan penguin humboldt (Spheniscus humboldti) adalah contoh spesies yang menunjukkan evolusi ordo Sphenisciformes dari burung laut yang terbang. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa penguin berevolusi dari burung laut yang terbang sekitar 60 juta tahun yang lalu. Selain itu, menurut jurnal yang diterbitkan MDPI, Selandia Baru memainkan peran penting dalam keberadaan awal penguin.
Faktor utama yang mempengaruhi evolusi penguin adalah adaptasi terhadap lingkungan laut. Karena tidak bisa terbang, penguin berkembang dengan kemampuan menyelam yang luar biasa, bahkan beberapa spesies dapat menyelam hingga kedalaman 500 meter. Kemampuan ini membuat penguin mampu memburu makanan seperti ikan, krill, dan cumi-cumi di kedalaman laut.
2. Habitat ordo Sphenisciformes
Penguin Galapagos (Spheniscus mendiculus) adalah contoh spesies yang hidup di wilayah tropis di dekat garis khatulistiwa. Sebagian besar spesies penguin hidup di wilayah kutub dan sub-antartika, namun beberapa spesies juga ditemukan di wilayah tropis seperti penguin Galapagos dan penguin Afrika (Spheniscus demersus).
Wilayah habitat ordo Sphenisciformes sangat terbatas dan bergantung pada es laut untuk tempat berkembang biak. Es laut menjadi tempat berkembang biak bagi sebagian besar spesies penguin, namun karena efek perubahan iklim dan pemanasan global, es laut semakin menipis sehingga habitat penguin semakin terancam.
3. Karakteristik fisik ordo Sphenisciformes
Penguin raja (Aptenodytes patagonicus) adalah contoh spesies penguin yang memiliki ukuran tubuh yang sangat besar. Dalam ordo Sphenisciformes, penguin raja adalah spesies terbesar dengan tinggi hingga 85 - 95 cm dan berat mencapai 14 - 17 kg, seperti yang dijelaskan dalam laman Britannica. Sedangkan penguin terkecil adalah penguin kebun binatang (Eudyptula minor) dengan tinggi hanya sekitar 40 cm.
Selain itu, ordo Sphenisciformes juga memiliki adaptasi unik seperti bulu yang tebal dan rapat untuk menjaga suhu tubuh, kaki dan sayap pendek. Hal ini membantu dalam berenang di air dan berjalan di daratan, serta kemampuan untuk memproses garam dalam tubuh sehingga dapat minum air laut.
4. Kebiasaan makan ordo Sphenisciformes
Penguin chinstrap (Pygoscelis antarcticus) dan penguin pentoo (Pygoscelis papua) adalah contoh spesies penguin yang memiliki kebiasaan makan yang berbeda. Penguin chinstrap lebih memilih makanan seperti krill, sedangkan penguin gentoo lebih memilih ikan sebagai makanan utama.
Melansir PBS, sebagian besar spesies penguin mencari makanan di laut, di mana mereka memburu ikan, krill, dan cumi-cumi. Beberapa spesies penguin juga makan zooplankton dan krustasea. Saat mencari makanan, penguin dapat menyelam ke kedalaman laut yang cukup dalam dan dapat bertahan selama beberapa menit di bawah air.
5. Konservasi ordo Sphenisciformes
Penguin magelhaens (Spheniscus magellanicus) dan penguin raja (Aptenodytes patagonicus) adalah contoh spesies penguin yang terancam punah. Beberapa faktor yang mempengaruhi kepunahan spesies penguin adalah perubahan iklim, polusi, dan penangkapan ikan yang berlebihan.
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup ordo Sphenisciformes, upaya konservasi harus dilakukan dengan cara melindungi habitat asli penguin, mengurangi polusi, mengurangi penangkapan ikan yang berlebihan, dan menanggulangi perubahan iklim. Beberapa organisasi seperti WWF, Global Penguin Society, dan Antarctic Ocean Alliance telah melakukan kampanye konservasi penguin dan lingkungan laut.
Ordo Sphenisciformes atau ordo penguin adalah kelompok binatang yang unik dan menarik untuk dipelajari. Kemampuan mereka dalam beradaptasi dengan lingkungan laut, habitat yang terbatas, dan kebiasaan makan yang unik menjadi faktor penting dalam menjaga kelangsungan hidup spesies ini.
Namun, ancaman dari perubahan iklim, polusi, dan penangkapan ikan yang berlebihan dapat membahayakan kelangsungan hidup spesies ini. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya konservasi untuk menjaga ordo Sphenisciformes tetap hidup dan lestari.