Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
sosok paus sperma kerdil yang berhasil diselamatkan
sosok paus sperma kerdil yang berhasil diselamatkan (commons.wikimedia.org/Metaphoricalplatypus)

Paus sperma (Physeter macrocephalus) sudah pasti masuk dalam daftar hewan terbesar yang ada di Bumi. Soalnya, mereka mampu mencapai ukuran maksimal sekitar 18 meter dan bobot 57 ton. Namun, ternyata ada spesies paus lain yang juga menyandang nama paus sperma, tapi dengan ukuran yang jauh lebih kecil, lho. Namanya adalah paus sperma kerdil (Kogia sima), sosok mamalia akuatik yang punya ukuran rata-rata sekitar 2—2,7 meter dan bobot 135—270 kg saja.

Uniknya, meski sama-sama dinamai “paus sperma’, sebenarnya dua spesies ini tidak berasal dari famili yang sama, lho. Kalau paus sperma yang berukuran besar masuk dalam famili Physeteridae, maka paus sperma kerdil masuk dalam famili Kogiidae. Walaupun demikian, tetap ada kesamaan ciri fisik antara kedua mamalia laut ini.

Misalnya saja, warna tubuh paus sperma kerdil juga berwarna abu-abu gelap di bagian punggung dan abu-abu cerah pada bagian perut. Lalu, bagian kepala mereka terlihat agak mengotak layaknya paus sperma yang berukuran lebih besar. Tak ketinggalan, di dalam mulut paus sperma kerdil terdapat rahang dengan deretan gigi tajam yang digunakan untuk mencabik makanan.

Tentunya kita tak akan membahas lebih jauh soal perbedaan antara paus sperma kerdil dengan paus sperma. Pada kesempatan ini, rasanya lebih menarik untuk kenalan lebih jauh pada spesies yang satu ini, kan? Soalnya, kebanyakan dari kita pasti masih asing dengan nama paus sperma kerdil atau kadang juga dipanggil dengan sebutan lodan kecil. Maka dari itu, yuk, kita telusuri deretan fakta menarik dari spesies paus yang satu ini!

1. Peta persebaran dan habitat pilihan

ilustrasi peta persebaran paus sperma kerdil (commons.wikimedia.org/Mousse)

Berdasarkan data individu yang tertangkap atau tak sengaja terjerat jaring nelayan, peneliti menduga kalau peta persebaran paus sperma kerdil itu sangat luas. Dilansir Animalia, mamalia laut ini tersebar di sepanjang lautan tropis dan subtropis Bumi, mulai dari Samudra Atlantik, Samudra Hindia, dan Samudra Pasifik. Artinya, negara yang berada di pesisir lautan itu dapat jadi rumah bagi paus sperma kerdil.

Untuk habitat pilihan, paus sperma kerdil suka berada di kawasan landas kontinental dan lereng benua. Kedalaman laut yang ditinggali sangat bervariasi, tapi berdasarkan penelitian terkini, mamalia laut ini ditemukan sampai kedalaman sekitar 300 meter di bawah permukaan laut. Kadang-kadang paus ini turut bergerak ke pesisir pantai, meski tak jarang pula jadi terdampar karenanya.

2. Makanan favorit dan cara memperolehnya

potret sirip punggung paus sperma kerdil (inaturalist.org/opisska)

Sama seperti kerabat yang berukuran besar itu, paus sperma kerdil tergolong sebagai mamalia laut karnivor sejati. Mereka mengonsumsi berbagai jenis krustasea seperti udang dan kepiting, ikan-ikan berbagai ukuran, cumi-cumi, sampai gurita. Teknik berburu yang dimanfaatkan mereka bisa dibilang cukup identik dengan paus sperma.

Animal Diversity melansir bahwa paus sperma kerdil memanfaatkan ekolokasi untuk mendeteksi calon mangsa di dalam laut. Kemampuan itu sangat penting mengingat zona berburu mereka yang dapat mencapai kedalaman 300 meter itu sangat sulit digapai cahaya yang mengakibatkan lingkungan gelap. Oleh sebab itu, ekolokasi sudah seperti sensor sonar bagi paus sperma kerdil karena suara yang dilepaskan akan memantul kembali ke arah mereka saat gelombangnya menggapai calon target.

Setelah menemukan target, mamalia laut ini langsung menerjang dengan cepat. Deretan gigi tajam di rahang langsung menggigit mangsa dan segera dikonsumsi di tempat. Sebenarnya, tidak diketahui berapa lama paus sperma kerdil mampu menahan napas di dalam air. Namun, kalau melihat kedalaman jelajah yang mampu mereka tempuh, durasinya sudah pasti tergolong cukup panjang.

3. Kehidupan sehari-hari yang serba santai dan hati-hati

kawanan paus sperma kerdil sedang berenang bersama (inaturalist.org/james_birdtourasia)

Paus sperma kerdil sebenarnya terbilang misterius karena selalu menghindari kontak dengan manusia. Lebih tepatnya, mamalia laut ini tak mau berada dekat dengan kapal-kapal manusia karena adanya dugaan mengganggu kemampuan ekolokasi mereka. Maka dari itu, penampakan paus sperma kerdil di alam itu bisa dibilang langka dan orang-orang yang berhasil melihat hewan ini tergolong beruntung karena berhasil melihat hewan yang serba santai.

Soalnya, paus sperma kerdil itu lebih banyak diam di dekat permukaan sambil membiarkan tubuh dibawa arus laut. Proses pengambilan napas ke permukaan pun dilakukan dengan santai, meski memang mereka akan menyelam dengan cepat begitu mendeteksi ada kapal di sekitar. Atas kebiasaan ini, paus sperma kerdil paling mudah ditemukan di lautan dengan arus yang tenang, ombak yang tidak tinggi, dan kecepatan angin yang rendah.

Dilansir National Oceanic and Atmospheric Administration, paus sperma kerdil memiliki semacam kantung khusus yang terletak di sekitar usus yang berisi cairan khusus berwarna cokelat kemerahan. Kalau merasa terancam, mereka dapat melepaskan cairan itu sampai 12 liter banyaknya. Cara ini cukup identik dengan cara seekor gurita menyembur tinta untuk lari dari predator. Dengan adanya semacam awan gelap akibat lepasan cairan itu, paus sperma kerdil jadi punya waktu yang cukup untuk lari dari kejaran pengganggu.

Oh iya, paus ini termasuk fleksibel untuk masalah kehidupan sosial. Mereka sering terlihat sendiri ataupun membentuk kelompok dengan jumlah 6—10 individu saja. Kalau memutuskan hidup berkelompok, paus sperma kerdil selalu terlihat bersamaan. Uniknya, kadang kawanan paus ini terlihat berjajar di dekat permukaan tanpa melakukan gerakan sama sekali, lho.

4. Sistem reproduksi

pasangan paus sperma kerdil berenang bersama (inaturalist.org/charlottekirchner)

Tak banyak informasi tentang sistem reproduksi paus sperma kerdil, mengingat tendensi hewan ini untuk menghindari kapal manusia. Baik di belahan Bumi utama maupun selatan, betina selalu melahirkan anak pada musim panas sehingga ada indikasi kalau musim kawin terjadi ketika lautan tempat tinggal mereka sedang mengalami musim dingin. Tidak diketahui apakah mereka termasuk hewan monogami, poligini, ataupun poliandri.

Dilansir Animal Diversity, paus sperma kerdil betina menjalani masa kehamilan selama 9 bulan sebelum akhirnya melahirkan seekor anak. Biasanya, anak mereka dirawat sampai usia 5—6 bulan sebelum akhirnya disapih. Namun, spesies ini punya jangka waktu reproduksi yang rutin, yakni setahun sekali. Jadi, paus sperma kerdil bisa saja tetap bereproduksi sehingga tak jarang terlihat betina yang hamil, padahal masih dalam masa mengurus anak sebelumnya.

Adapun, anak paus sperma kerdil dapat dikatakan dewasa saat berusia 2,5—5 tahun. Di usia tersebut, mereka mulai aktif secara seksual dan tak jarang membentuk kelompok baru. Sementara itu, usia maksimal paus sperma kerdil dicatat mencapai angka 22 tahun.

5. Status konservasi

spesimen paus sperma kerdil yang diawetkan (commons.wikimedia.org/丘崈)

Dalam catatan IUCN Red List, status konservasi paus sperma kerdil masuk dalam kategori hewan dengan kekhawatiran rendah (Least Concern). Namun, tidak diketahui secara pasti tentang total populasi maupun tren populasi yang sedang terjadi. Hal tersebut wajar mengingat luasnya peta persebaran mamalia laut ini. Namun, sebenarnya ada beberapa ancaman yang sedang mereka alami.

National Oceanic and Atmospheric Administration melansir, paus sperma kerdil sangat rentan pada jeratan berbagai jenis jaring nelayan. Saat baru terjerat, mereka mungkin masih bisa berenang menjauh. Namun, seiring berjalannya waktu, mereka pasti kelelahan dan terluka sampai akhirnya mati. Selain itu, sekalipun paus sperma kerdil selalu menghindari kapal, masih ada risiko tabrakan antara mereka dengan transportasi buatan manusia itu. Ditambah lagi, suara yang dihasilkan kapal juga berpotensi menyebabkan stres.

Memang, sejauh ini belum ada aturan khusus untuk konservasi pada paus sperma kerdil. Akan tetapi, tak ada salahnya bagi kita untuk mulai menumbuhkan kesadaran dalam menjaga lautan. Misalnya saja, menjaga kebersihan laut dan lingkungan sekitar dari sampah, membatasi penggunaan alat tangkap ikan yang membahayakan ekosistem, sampai tidak mengusik kehidupan laut, terutama yang sensitif pada peralatan yang dipakai manusia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team