anak proboscis anole yang baru menetas (commons.wikimedia.org/Santiago Ron)
Proboscis anole pertama kali ditemukan pada 1953 lalu. Selama 13 tahun berikutnya, cuma lima individu yang sempat ditemukan. Setelah itu, reptil ini mendadak hilang selama lebih dari 40 tahun. Beberapa orang mengira kalau proboscis anole punah akibat penggundulan hutan yang marak terjadi di Ekuador. Untungnya, reptil ini kembali ditemukan pada 2005 lalu.
Tim peneliti dari Amerika, Ekuador, dan Belgia berhasil mempelajari perilaku dan ekologi proboscis anole. Dalam studi yang dipublikasikan jurnal Breviora pada 2012 lalu, tim peneliti berhasil mengungkap alasan kenapa proboscis anole bisa sampai tak terdeteksi sama sekali selama puluhan tahun. Ternyata, reptil ini menjalani gaya hidup yang sembunyi-sembunyi.
Proboscis anole bergerak dan merayap sangat lambat, tutur Jonathan Losos, profesor biologi Washington University yang jadi penulis utama studi. Kadal ini juga berkamuflase sempurna di antara tumbuhan kuning dan hijau lebat tempat mereka hidup. Belum lagi, mereka biasanya berada di tempat yang tinggi, jauh dari tanah. Jadi, gak heran kalau warga lokal Kota Mindo bahkan gak pernah melihatnya sama sekali, tulis Jonathan dalam laman Anole Annals.
Di samping itu, proboscis anole merupakan hewan yang terancam punah. Mereka diklasifikasikan sebagai spesies genting (Endangered) dalam Daftar Merah IUCN. Mereka juga cuma ditemukan di empat lokasi saja. Sebagian besar berada di sepanjang satu ruas jalan. Itu sebabnya, proboscis anole jadi salah satu kadal dengan wilayah sebaran terkecil di dunia.