"Kamu sudah punya pasangan? Selamat, ya... Aduh! Lho, tanganku kok dihardik?"
Jangan seperti itu, ya! Hal terakhir adalah jangan benci orang lain yang mencoba berinteraksi dengan si dia. Bukannya itu tanda cemburu buta?
Kalau dia saja tahu diri sudah ada kamu dan tidak geer saat ada orang yang mengobrol atau berinteraksi dengannya, kenapa kamu yang "panas"? Percayalah pada pasanganmu.
Bisa jadi ia berinteraksi karena ada tugas, atau seperti kejadian di atas, orang tersebut sedang memberi selamat karena akhirnya pasanganmu bertemu denganmu.
Jangan terus-terusan menganggap kalau orang lain ingin mendekati pasanganmu. Alih-alih semakin erat, pasanganmu malah merasa kamu overposesif dan tidak nyaman. Sebelum cemburu, coba tanyakan dirimu,
"Pantaskah aku cemburu? Perlukah aku cemburu?"
Itulah hal-hal mengenai kecemburuan di dalam suatu hubungan, dalam aspek psikologis. Cemburu itu sehat. Yang tidak sehat adalah cemburu buta tanpa sebab.
Jangan sampai hubungan mesra yang telah kamu dan pasanganmu jalin runyam karena api cemburu! Hasilnya? Dirimu yang tersiksa. Ingat kata Vidi Aldiano,
"Indahnya masa lalu, tergores amarahku. Cemburu menguras hati, galau kini menyiksa diri"
Tinggalkan rasa cemburu itu sesaat, dan yuk, bicarakan dengan pasanganmu. Karena komunikasi yang baik adalah kunci hubungan yang awet.