Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Lukisan yang menggambarkan kehidupan bangsa Eropa di zaman dulu. (history.com)

Eropa dikenal sebagai kumpulan dari negara-negara maju, makmur, dan memiliki kualitas hidup yang tinggi. Bahkan, saat ini, Eropa dijadikan tolok ukur untuk menentukan kualitas hidup dari sebuah negara dan peradaban. Ilmu pengetahuan, medis, olahraga, pendidikan, kesenian, budaya, industri, dan militer adalah sederet elemen kuat yang menjadikan banyak negara Eropa didapuk sebagai kekuatan dunia.

Namun, pada zaman dulu, peradaban Eropa pernah mengalami kemunduran dan kalah dengan negara-negara lain di dunia. Nah, kemajuan yang akhirnya dialami oleh bangsa Eropa tak lepas dari sebuah era atau zaman yang dinamakan Renaisans. Bagaimana sejarahnya? Mengapa saat ini mereka bisa maju dan menjadi peta kekuatan dunia? Yuk, simak ulasan sains di bawah ini.

1. Apa itu Renaisans?

Peta global dari Benua Eropa dan negara-negara di dalamnya. (roboticsbusinessreview.com)

Dikutip dalam laman History, pengertian Renaisans atau Renaissance bisa merujuk sebagai peralihan. Dalam hal ini, Renaisans Eropa diartikan sebagai "kelahiran kembali" budaya, seni, ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, militer, dan nilai-nilai kemanusiaan Eropa setelah zaman Abad Pertengahan. Secara mendasar, era ini terjadi pada abad ke-14 dan sesudahnya.

Era ini memunculkan begitu banyak orang-orang genius di Eropa, mulai dari penemu, ilmuwan, penulis, dokter, sastrawan, negarawan, ahli militer, dan lain sebagainya. Nama-nama besar, macam William Shakespeare, Leonardo da Vinci, Nicolaus Copernicus, Galileo, Rene Descartes, hingga Napoleon Bonaparte, sudah menjadi bagian dari kemajuan di zaman Renaisans Eropa.

Sejarah mencatat bahwa pada abad-abad sebelum Renaisans, banyak negara-negara di Eropa yang mengalami stagnasi, bahkan kemunduran akibat banyak hal, salah satunya karena wabah Maut Hitam. Wabah yang menghancurkan Eropa tersebut terjadi pada 1346—1353 dan telah merenggut sedikitnya 200 juta jiwa.

2. Reformasi Gereja oleh kalangan Protestan

Editorial Team

EditorYudha

Tonton lebih seru di