Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi cokelat batangan (pexels.com/yaroslav-shuraev)

Cokelat adalah salah satu snack yang sangat populer di dunia. Cokelat tak hanya enak, namun juga memiliki berbagai gizi yang baik untuk manusia, sebagaimana disebutkan di The Journal of Nutrition. Berdasarkan riset tersebut, konsumsi cokelat dapat membantu mengurangi low-density lipoprotein (LDL). Namun, kali ini kita tidak akan membahas gizi dari cokelat, melainkan melihat sekilas sejarah dari cokelat batangan. 

Kali ini IDN Times akan mengajakmu melihat kembali ke asal muasal cokelat batangan, yang dikutip dari berbagai narasumber. Yuk, mari kita simak bersama!

1. Cara menikmati cokelat zaman dahulu

ilustrasi cokelat (pexels.com/vie-studio)

Sebelum adanya cokelat batangan, orang-orang-orang hanya menikmati cokelat dengan cara meminumnya, seperti dikutip dari History dan juga Tcho. Bahkan jejak kokoa yang pertama kali ditemukan oleh para ilmuwan telah digunakan pada 5300 yang lalu. Jejak kokoa tertua ini ditemukan di daerah Amazon, Ekuador.  

Mesoamerika kuno percaya bahwa cokelat adalah makanan para dewa, sehingga mereka hanya menggunakannya ketika ada upacara adat tertentu. Para warga Mesoamerika akan menggiling biji-biji kakao untuk menjadi pasta dan dicampur dengan rempah-rempah seperti vanili atau madu, untuk memberikan rasa yang beragam. Teknik ini sudah ada sejak 1900 sebelum masehi. 

Nah, orang-orang kuno pada masa itu, terutama suku Maya maupun Aztec, percaya bahwa meminum cokelat ini bisa menaikan mood lebih baik. Rumornya, raja suku Aztec, Montezuma, memakan cokelat ini setidaknya tiga galon setiap harinya. 

Orang-orang Mesoamerika ini terus menikmati cokelat, hingga tahun 1500, tibalah pendatang dari Spanyol, Hernán Cortés, yang mencoba minuman tersebut dan membawanya kembali ke negaranya. Kebanyakan kala itu hanya anggota bangsawan yang bisa menikmati cokelat, dengan cara dicampurkan tebu dan juga kayu manis. 

2. Penduduk Spanyo memperkenalkan cokelat kepada Eropa

Editorial Team

Tonton lebih seru di