Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
unsplash.com/Giorgio Trovato

Harus diakui bahwa banyak dari kita yang bisa merasa dendam saat disakiti oleh orang lain. Emosi tersebut sangat meluap-luap dan terasa harus dilampiaskan. Meski begitu, sejatinya dendam tak harus dituntaskan.

Saat merasakan emosi tersebut, balas dendam dan pengampunan adalah dua pilihan yang harus dipilih seseorang dalam konflik selama hidupnya. Ada yang memilih merelakan; ada juga yang ingin membalaskan sepadan (malah lebih lagi!). Pertanyaannya, sebenarnya mana yang lebih baik?

Balas dendam yang manis

"Sweet revenge"

"Revenge is a dish, best served cold"

Apakah benar balas dendam terasa senikmat itu? Wah, ternyata ini didukung oleh sains, tepatnya oleh sebuah penelitian di Swiss pada 2004. Saat itu, para peneliti University of Zurich meneliti otak para partisipan dengan positron emission tomography (PET) saat mereka bermain sebuah game yang mempertaruhkan kepercayaan. Rawan konflik!

Bagaimana jalan permainannya? Penelitian tersebut menjabarkan "Dua pemain (A dan B) memulai permainan dengan 10 unit uang. "A" membuat keputusan pertama di mana ia bisa memindahkan 10 uang tersebut ke "B" atau menyimpannya sendiri".

Jika "A" memindahkan uang tersebut ke "B", para peneliti menambahkan jumlahnya 4x lipat (40 unit uang) sehingga "B" menerima 50 unit. Pemain "B" memiliki dua pilihan: mengirim kembali setengah uangnya (25 unit) ke "A" atau menyimpannya sendiri. Permainan ini memiliki dua ending:

  • Jika "B" taat amanah dan mengirimkan setengah unit tersebut, "A" dan "B" jadi punya 25 unit. Mereka sama-sama untung 15 unit.
  • Jika "B" merusak kepercayaan "A" dan tak mengirimkan apa-apa, "B" menang dengan 50 unit.

Song Hye Kyo berperan sebagai Moon Dong Eun di The Glory (dok. Netflix/The Glory)

Ada juga alternatif untuk kedua pemain. Jika "A" memilih tak mengirimkan 10 unit uang tersebut karena tak percaya "B", maka permainan berakhir dengan kedua pihak memiliki 10 unit uang saja.

Hal menarik yang sebenarnya ingin dipantau para peneliti Swiss adalah keputusan dan reaksi "A" jika "B" menyimpan seluruh unit uang. Apakah "A" akan balas dendam ke "B" dengan cara memperlakukannya seperti itu di sesi permainan berikutnya? Proses pengambilan keputusan balas dendam inilah yang kemudian dipantau lewat PET.

Saat kepercayaannya dirusak, ternyata para partisipan ingin balas dendam. Hal ini terlihat dari meningkatnya aktivitas di daerah dorsal striatum, daerah otak yang terkait dengan ganjaran. Jadi, balas dendam dikaitkan dengan kenikmatan. Makin kuat aktivitasnya, makin besar dan menyakitkan balas dendam yang direncanakan.

Benarkah balas dendam senikmat itu?

Editorial Team

Tonton lebih seru di