Pada 2022, sebuah studi di AS yang dimuat dalam Journal of Personality and Social Psychology mencari manfaat pengampunan dibanding balas dendam setelah pengalaman menyakitkan. Bersama dengan rekannya Greg Walton, Karina Schumann dari University of Pittsburgh menekankan bahwa pengampunan adalah jalan keluar "kembali jadi manusia".
Menurut Karina, mereka yang balas dendam merasa "tidak manusiawi" (merasa tidak memiliki emosi dan biadab). Namun, mereka yang memilih pengampunan ternyata merasa lebih manusiawi.
"Pola hasil ini memperlihatkan pengampunan bisa memanusiakan korban setelah kemanusiaan mereka dirusak pengalaman menyakitkan," kata Karina.
Dengan mengampuni, seseorang berubah dengan melepaskan segala perasaan negatif sehingga meningkatkan perasaan positif dan belas kasih kepada yang bersalah. Sebagai makhluk sosial, maka pengampunan yang berdasar dari aspek kasih dan kedermawanan dipandang lebih baik dibanding hanya berpatokan pada lex talionis semata.
"Mereka yang mengampuni merasa telah menaati nilai moral, sehingga mereka merasa lebih manusiawi," tulis penelitian tersebut.
Sementara bisa menghasilkan efek serupa, Karina mengatakan bahwa balas dendam dipandang sebagai pelanggaran nilai moral. Dengan kata lain, balas dendam tidak memanusiakan korban. Menurutnya, ada berbagai manfaat lain dari mengampuni:
- Lebih merasa diterima oleh komunitas.
- Menandakan bahwa mereka lebih bermoral.
- Mengurangi kecenderungan menyakiti diri sendiri (self-harm).
"Jika kamu memilih masuk dalam proses [pengampunan], ketahuilah bahwa mengampuni bukan berarti membiarkan mereka atau melepaskan mereka dari tanggung jawab terhadap perbuatan mereka," ujar Karina.
Jadi, apakah kamu ingin mengampuni yang bersalah padamu tetapi tak tahu harus mulai dari mana? Karina menyarankan untuk mencoba menanyakan hal-hal ini:
- Apakah kamu mengerti tindakan mereka dan apa yang menyebabkannya? (Jika tidak, ada baiknya kamu bertanya langsung kepada mereka)
- Adakah cara untuk mengerti dan berempati dengan tindakan mereka?
- Apakah kamu pernah menerima kebaikan dan pengampunan setelah disakiti? Bagaimana rasanya?
- Apakah hubunganmu dengan mereka sepadan untuk dipertahankan?
- Jika iya, maka cobalah mengampuni mereka.
- Jika tidak, maka cobalah memusatkan hatimu ke berbagai manfaat dari merelakan amarah dan kebencianmu.
Jadi, sains hingga saat ini mungkin belum membongkar "seni balas dendam" sepenuhnya. Jika waktu menyembuhkan, mungkin waktu juga bisa memberi tahu apa yang ditawarkan balas dendam, apakah kamu jadi orang yang lebih baik ... atau sebaliknya.
Apakah kamu merasa disakiti saat ini dan ingin balas dendam? Peringatan, mungkin kamu tak mendapatkan rasa puas yang kamu inginkan, malah kehampaan atau kesengsaraan yang menanti. Pada akhirnya, mengampuni adalah solusi terbaik sampai kapan pun.