Sayangnya, sindrom hyperesthesia pada kucing tidak ada obatnya. Tetapi, bukan berarti gangguan ini harus dibiarkan begitu saja. Program perawatan untuk hyperesthesia dibagi menjadi dua: terapi perilaku dan terapi obat. Biasanya, kedua terapi ini dikombinasikan untuk hasil maksimal.
Terapi perilaku ditujukan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif dan konsisten untuk si Manis. Sebagai majikan, kamu dapat melakukan hal-hal berikut agar kucing peliharaanmu tidak berperilaku kompulsif lagi:
- Atur jadwal makan agar kucingmu tenang soal makanan.
- Jaga konsistensi saat berinteraksi dengan kucing. Cobalah metode "perintah-respons-hadiah" untuk semua interaksi. Misalnya, kamu bisa memerintahkan kucing untuk duduk, dan saat kucing menurut, berikan camilan sebagai hadiah.
- Luangkan sesi bermain reguler dan konsisten dengan menggunakan mainan yang memicu kucing agar aktif, seperti tongkat bulu.
- Cegah situasi yang memicu perilaku kompulsif pada kucing. Ketika perilaku tersebut terjadi, arahkan perilaku kucing ke aktivitas yang lebih sesuai, seperti metode sebelumnya atau bermain.
- Jangan hukum perilaku hyperesthesia karena malah akan meningkatkan konflik dan stres pada kucing, dan memperparah perilaku kompulsif.
Selain terapi perilaku, langkah-langkah ini juga bisa kamu pakai untuk mencegah perilaku kompulsif dan hyperesthesia pada kucing di kemudian hari.
Seperti yang dijelaskan, sejatinya, hyperesthesia dan perilaku kompulsif tidak ada obatnya. Jadi, sebelum memulai terapi obat, konsultasikan risiko dan manfaat obat tersebut dengan dokter hewan. Tiga jenis obat yang digunakan untuk hyperesthesia adalalah:
- Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI): Efek samping SSRI meliputi sedasi, anoreksia, garang, muntah, diare, dan gangguan liver. Jangan kombinasikan SSRI dengan obat pemicu serotonin.
- Antidepresan trisiklik (TCA): Efek samping TCA meliputi sedasi, efek antikolinergik, potensi aritmia pada kucing, dan lebih mudah terserang kejang.
- Benzodiazepin: Karena kucing tak memiliki metabolit aktif, benzodiazepin amat disarankan dan dapat digabungkan dengan SSRI atau TCA. Efek samping benzodiazepin meliputi sedasi, ataksia, dan perubahan temperamen.
Mulai dengan dosis paling rendah, lalu tingkatkan hingga perilaku hyperesthesia pudar. Jika begitu, lanjutkan terapi selama 4-6 bulan dan kurangi dosis secara bertahap. Jika hyperesthesia kambuh, ulangi terapi.
Ilustrasi kucing (Pixabay.com/skorchanov)
Itulah beberapa fakta mengenai hyperesthesia pada kucing, dari definisi hingga perawatannya. Apakah saat ini kucing peliharaanmu tengah mengalami hal yang sama?
Karena penyebab pastinya tidak diketahui dan obatnya pun tidak ada, hyperesthesia dapat ditanggulangi dengan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk si Mpus. Ingat, jangan membuat si Manis stres, dan manjakan dia agar tidak berperilaku kompulsif!