kungkang jawa merangkak (commons.wikimedia.org/Jefri Tarigan)
Kalau kamu memperhatikan, kungkang punya corak menyerupai titik air mata pada wajahnya. Menurut laman Science Focus, corak ini menarik perhatian yang memandangnya ke bagian mulut kungkang yang bertugas untuk menggigit dan mengantarkan racun ke dalam tubuh korbannya. Kungkang juga punya pola belang pada punggung. Adapun, warna bulu kontras menandakan agresivitas.
Corak wajah dan pola belang mencolok ini disebut pewarnaan aposematik. Taktik ini digunakan hewan-hewan beracun, seperti katak beracun dan gurita cincin biru. Warna dan corak mencolok memperingatkan hewan lain kalau hewan ini tidak layak untuk diserang, apalagi dimangsa.
Dalam studi yang dilansir jurnal Toxins pada 2019 lalu, tim peneliti memastikan kalau corak unik pada wajah kungkang jawa memenuhi standar pewarnaan aposematik. Corak itu menarik perhatian siapa pun yang memandangnya ke bagian paling berbahaya dari hewan tersebut. Menurut National Geographic, corak ini terlihat di sistem visual predator kungkang, seperti elang, ular piton, biawak, dan orang utan.
Nah, meski kelihatannya jinak dan menggemaskan, kungkang punya bahaya tersembunyi yang membuatnya gak layak untuk dipelihara. Keberadaan kungkang memang dilindungi oleh hukum, tapi populasinya masih terdampak oleh perdagangan hewan liar. Semoga saja primata ini bisa segera terbebas dari praktik perdagangan hewan liar, ya.