Tobacco Mosaic Virus, Virus Pertama yang Ditemukan Manusia

Virus ialah parasit mikroskopis yang biasanya jauh lebih kecil daripada bakteri dan membutuhkan inang untuk bereproduksi. Virus juga memiliki reputasi sebagai penyebab penyakit menular.
Namun, pernahkah kamu berpikir, virus apa yang ditemukan pertama kali, kapan, dan bagaimana virus ditemukan? Nah, virus pertama yang ditemukan terdapat pada tanaman tembakau dan diberi nama tobacco mosaic virus (TMV). Penemuan TMV ini kemudian menjadi tonggak sejarah virologi.
Baca sampai tuntas untuk tahu bagaimana virus pertama ini ditemukan hingga strategi manajemen yang baik.
1. Awal mula penemuan virus
Gagasan bahwa mikroorganisme dapat menyebabkan penyakit tanaman sudah ditemukan sejak abad ke-19. Dirangkum dari laman Smithsonian, pada tahun 1840-an, Miles Berkeley, seorang ahli botani, mengidentifikasi jamur di balik penyakit hawar kentang. Pada tahun 1857, para petani di Belanda melaporkan penyakit pada tanaman tembakau yang membuat daun mulai berubah menjadi hijau tua berbintik-bintik, kuning, dan abu-abu, yang menyebabkan petani kehilangan hingga 80 persen tanaman di ladang yang terkena dampak.
Pada tahun 1879, seorang ahli patologi tanaman asal Belanda, Adolf Mayer mulai meneliti penyakit ini dan menamakannya mosaic disease of tobacco atau penyakit mosaik tembakau. Dia mencoba menggunakan serangkaian isolasi kuman dan infeksi, untuk menemukan penyebabnya. Namun, eksperimen ini mengalami masalah karena saat itu tidak ada alat untuk melihat virus.
Ketika ahli botani Dmitri Ivanovski meneliti mosaic disease of tobacco di Krimea mulai tahun 1887, ia mengambil pendekatan yang berbeda. Ivanovski meletakkan getah dari tanaman tembakau sakit pada daun tembakau yang sehat, yang kemudian membuat tembakau sehat tersebut berubah menjadi kuning berbintik-bintik karena penyakit. Data ini diterbitkannya pada tahun 1892 dan ia menyimpulkan bahwa penyakit itu disebabkan oleh racun atau bakteri.
Ahli mikrobiologi Belanda, Beijerinck, melakukan eksperimen yang hampir sama dengan Ivanovski, tetapi ia sampai pada kesimpulan yang jauh berbeda. Beijerinck mendapatkan bukti bahwa agen penyakit tersebut bergantung pada daun yang tumbuh untuk berkembang biak. Dia membuktikan patogen tumbuh di daun, tapi anehnya, itu tidak bisa berkembang biak tanpa daun.
Ketika dia menerbitkan temuannya pada tahun 1898, Beijerinck menyebut zat yang menular itu sebagai contagium vivum fluidum, yang memiliki arti cairan hidup yang menular. Sebagai singkatan, ia memperkenalkan kembali istilah 'virus'. Virus ini kemudian dikenal sebagai tobacco mosaic virus (TMV).