Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kapucin perut emas (commons.wikimedia.org/Johannes Maximilian)
Kapucin perut emas (commons.wikimedia.org/Johannes Maximilian)

Intinya sih...

  • Kapucin perut emas hanya ditemukan di daerah Bahia, Brazil
  • Populasinya terancam karena perburuan liar, kerusakan habitat, dan deforestasi
  • Kapucin perut emas merupakan hewan yang hidup berkelompok dan memiliki komunikasi suara yang kompleks
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tak jarang primata jadi hewan yang tidak diperhitungkan bahkan justru jadi hewan yang dipandang sebelah mata. Banyak orang yang menganggap kalau primata adalah hewan yang aneh, mengganggu, dan tidak menarik. Padahal hal tersebut tidak benar karena primata justru punya banyak hal unik dan menarik. Salah satu primata yang cukup unik adalah Sapajus xanthosternos atau kapucin perut emas.

Setidaknya primata ini punya lima hal yang sangat unik dan menarik untuk dibahas. Hal pertama adalah penyebarannya, kedua adalah kehidupannya, ketiga adalah komunikasinya, keempat adalah kebiasaannya, dan terakhir adalah populasinya.

Tak hanya itu, sebenarnya hal unik dan menarik yang dimiliki hewan ini cukup jarang dibahas dan tidak banyak diketahui oleh banyak orang. Oleh karena itu sekarang kita membahas kelima hal unik tersebut supaya pamor kapucin perut emas terus naik dan semakin banyak yang penasaran dengan primata ini.

1. Penyebarannya hanya mencakup Negara Bagian Bahia, Brazil

Wilayah penyebaran kapucin perut emas (commons.wikimedia.org/Oona Räisänen dan IUCN)

Laman GBIF menjelaskan kalau kapucin perut emas merupakan satwa endemik Brazil. Tepatnya wilayah penyebaran primata ini terisolasi di bagian tenggara Negara Bagian Bahia. Daerah tersebut sangat kaya akan pepohonan, hutan, savana, padang rumput, dan daerah pesisir yang sangat cocok sebagai habitat hewan ini.

Sayangnya penyebaran yang sempit ini juga jadi masalah karena tiap tahun terjadi kerusakan habitat dan pembabatan hutan. Jika kedua hal tersebut terus berlangsung, maka habitat kapucin perut emas akan terus tergusur dan menjadi semakin sempit setiap tahunnya.

2. Hidup dalam satu kelompok yang berisikan 3 sampai 30 individu

Kapucin perut emas (commons.wikimedia.org/William Scot)

Laman Animalia menjelaskan kalau kapucin perut emas merupakan hewan yang hidup berkelompok. Setidaknya satu kelompok bisa terdiri dari 8 sampai 30 individu. Kelompok ini juga hidup bersama dan melakukan berbagai hal bersama, mulai dari beristirahat, makan, sampai berkelana. Di satu kelompok biasanya terdapat satu pejantan alpha dan satu betina alpha yang menjadi pemimpin. Dalam hal ini semua individu di kelompok tersebut harus tunduk kepada kedua alpha tersebut.

Kapucin perut emas juga teritorial dan akan mempertahankan wilayahnya dari kelompok lain. Tak hanya mempertahankan wilayah, tiap kelompok juga bisa bertarung karena memperebutkan makanan dan mempertahankan keutuhan kelompoknya. Dengan gaya hidup ini kapucin perut emas sangat diuntungkan. Dengan mudah mereka bisa berkelana dengan aman, mencari makanan sebanyak-banyaknya, dan bisa dengan mudah mempertahankan diri dari predator.

3. Mampu berkomunikasi dengan suara keras

Kapucin perut emas (commons.wikimedia.org/Johannes Maximilian)

Dilansir New England Primate Conservacy, kapucin perut emas adalah makhluk sosial seperti manusia. Oleh karena itu primata ini juga mampu berkomunikasi dengan sesamanya. Komunikasi yang dilakukan juga beragam, bisa berupa isyarat visual namun bisa juga menggunakan suara seperti teriakan, vokalisasi, atau auman. Secara khusus, komunikasi suara yang dilakukan hewan ini sangat bervariasi. Terkadang ia hanya akan mengeluarkan suara pelan namun tak jarang suara yang dikeluarkan lebih kompleks.

Komunikasi dengan suara juga sangat berguna untuk beberapa hal. Pertama, mamalia ini akan bersuara atau berteriak untuk memperingatkan sesamanya akan kehadiran ancaman atau kelompok lain. Saat sedang berkelana atau mencari makan primata ini juga akan mengeluarkan suara keras supaya tiap individu dalam satu kelompok tidak hilang atau kehilangan jejak teman-temannya. Komunikasi suara tersebut menunjukan kalau kapucin perut emas termasuk primata yang cerdas dan punya sistem komunikasi yang kompleks.

4. Sering memutuskan tubuh buruannya sebelum dimakan

Laman Animal Diversity Web menjelaskan kalau primata berwarna cokelat dan hitam ini merupakan omnivor sejati. Hal tersebut dapat terlihat dari pilihan makanannya yang sangat beragam. Tercatat, hewan ini bisa memakan material tumbuhan seperti buah, biji-bijian, bunga, nektar, dan dedaunan. Selain itu ia juga sering terlihat memakan hewan-hewan kecil, seperti serangga, kadal, kodok, katak, burung, kelelawar, bahkan hewan pengerat. Bahkan hewan ini jadi salah satu monyet dunia baru dengan makanan yang paling bervariasi, lho.

Uniknya kapucin perut emas punya kebiasaan yang cukup aneh, khususnya saat ia sedang memakan hewan. Tak seperti kebanyakan hewan yang akan memakan mangsanya hidup-hidup, monyet ini justru akan memutuskan tubuh buruannya terlebih dahulu. Sebagai contoh, saat memakan kadal ia akan memutuskan kaki, ekor, dan kepalanya. Setelah putus menjadi beberapa bagian kecil barulah kadal tersebut akan dimakan. Kemungkinan hal tersebut dilakukan supaya mangsa lebih mudah dikunyah dan ditelan.

5. Populasinya terancam karena perburuan ilegal dan kerusakan habitat

Kapucin perut emas (commons.wikimedia.org/Miguel Rangel Jr)

Laman iNaturalist menjelaskan kalau kapucin perut emas dikategorikan sebagai hewan yang sangat terancam atau critically endangered. Populasinya sangat mengkhawatirkan karena selama 50 tahun ini populasinya menurun sebanyak 50 persen. Di alam liarpun hewan ini sangat kritis. Sebagai contoh, Una Biological Reserve yang jadi daerah lindung bagi hewan ini hanya punya 185 individu di daerahnya. Angka yang sangat sedikit dan nyatanya angka tersebut terus menurun akibat banyak hal.

Setidaknya terdapat tiga hal utama yang sangat mengancam populasi kapucin ini. Pertama adalah perburuan liar yang mana kapucin perut emas sering diburu untuk diperdagangkan secara ilegal. Kedua, kerusakan habitat juga mendorong menurunnya populasi hewan ini. Terakhir, deforestasi dan pembukaan lahan menjadi kebun dan pemukiman juga mengancam kapucin perut emas. Untungnya berbagai upaya konservasi sudah dilakukan, namun efeknya belum terlalu terasa dan populasi hewan ini belum meningkat secara drastis.

Kapucin perut emas jadi satwa endemik Brazil yang populasinya sangat mengkhawatirkan. Perburuan liar, kerusakan habitat, dan alih fungsi lahan jadi beberapa faktor yang terus menggerus populasi primata ini. Padahal kapucin perut emas sangat unik dan menyimpan banyak hal menarik. Jika populasinya tak kunjung meningkat maka keunikan hewan ini hanya akan jadi cerita semata. Di masa depan nantinya tidak ada orang yang bisa melihat keunikan yang dimiliki hewan ini secara langsung.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team