ilustrasi ekspedisi mekongga di Sulawesi (instagram.com/yitkampak.art)
Sebelumnya diketahui hanya ada tiga spesies Oreophryne endemik yang ditemukan di Sulawesi. Diantaranya adalah Oreophryne celebensis di Pegunungan Boelawa dan Lembah Totoiya, Gunung Sudara (juga dikenal sebagai Gunung Dua Saudara) di Sulawesi Utara, Oreophryne variabilis yang dideskripsikan dari Gunung Lompobatang, Sulawesi Selatan dan baru-baru ini juga dilaporkan dari Pegunungan Mekongga, Sulawesi Tenggara, dan yang ketiga adalah Oreophryne zimmeri yang hanya diketahui dari lokasi jenisnya di Pegunungan Mekongga.
Katak Mini, Oreophryne, mencapai keanekaragamannya di daratan New Guinea dan pulau-pulau tetangga. Genus ini juga meluas ke wilayah Wallacea di Maluku, Sulawesi dan Kepulauan Sunda Kecil, Lombok, Sumbawa, Komodo, Rinca dan Flores, bahkan ke wilayah Oriental Bali dan Kepulauan Mindanao serta Biliran di Filipina selatan.
Sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa genus tersebut mungkin telah bermigrasi dari New Guinea ke Asia Selatan.
Secara morfologi dan ekologi, Oreophryne beragam, tetapi pada dasarnya bersifat scansorial dan arboreal. Oleh karena itu, banyak spesies digambarkan memiliki cakram digital yang membesar dengan kaki belakang yang relatif panjang sebagai adaptasi untuk memanjat.
Selain itu, hewan yang hidup di dataran rendah hingga pegunungan di Sulawesi ini menghadapi ancaman hilangnya habitat di pulau tersebut dan perubahan iklim global.
Oleh karena itu, eksplorasi herpetologi (khususnya taksonomi) tetap menjadi prioritas di wilayah yang terkena dampak. Pekerjaan seperti ini juga akan mendukung upaya keanekaragaman hayati dan konservasi para pemangku kepentingan di pulau tersebut.