5 Fakta Wahana Perseverance Milik NASA yang Sukses Mendarat di Mars

Agenda NASA tentang pengiriman astronaut atau manusia ke Mars masih terus direncanakan. Bahkan, mereka sudah berhasil mengirimkan beberapa wahana atau rover ke Planet Merah tersebut untuk mendapatkan data-data akurat mengenai kondisi lingkungan. Nah, salah satu wahana yang sukses digunakan NASA adalah Perseverance.
So, penasaran dengan rover canggih buatan NASA tersebut? Simak fakta wahana Perseverance NASA ini.
1. Dibangun dengan biaya mahal
Dilansir Planetary, total bujet yang dikeluarkan NASA untuk menyelesaikan proyek Perseverance mencapai 2,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp40 triliun. Selama pengembangannya sejak 2013 hingga 2020, proyek Perseverance NASA sudah memakan sekitar 0,0075 persen dari total pengeluaran pemerintah Amerika Serikat.
Faktanya, Perseverance bukanlah proyek dengan anggaran terbesar yang sudah dilakukan oleh NASA. Proyek lain, seperti pendaratan manusia di Bulan (program Apollo), pembuatan Stasiun Luar Angkasa, dan pengembangan GPS berbasis satelit, masih menjadi program NASA dengan bujet tertinggi sepanjang sejarah.
2. Didahului dengan Curiosity
Sebelumnya, NASA juga sukses meluncurkan rover atau wahana lain ke Mars, yakni Curiosity yang sudah mendarat di Mars pada Agustus 2012. Tujuan dari peluncuran wahana ini adalah pengambilan data dan sampel di lingkungan Mars. Dibutuhkan waktu cukup lama bagi NASA untuk mengumpulkan berbagai data yang ada.
Bisa dikatakan bahwa Curiosity sudah menjadi salah satu wahana NASA dengan durasi jelajah yang cukup lama. Yup, hingga 2022 ini, Curiosity sudah bertugas di Mars selama 10 tahun. Saat ini, jalur lintasan Curiosity di planet Mars makin luas berada di kawasan Kawah Gale dan masih memberikan data apakah kehidupan pernah ada pada masa lalu atau tidak.
3. Tugas Perseverance di Mars
Diberitakan dalam laman resmi NASA, tugas utama dari Perseverance adalah mencari bukti, data, sampel, dan semua hal berkaitan dengan kondisi lingkungan di Mars. Nah, tentu saja hal ini tidak bisa dilepaskan dari rasa penasaran kita akan jejak kehidupan zaman purba di tanah Mars.
Selain itu, wahana Perseverance diharapkan dapat mengumpulkan sampel batu-batuan dan tanah Mars untuk dibawa pulang ke Bumi. Tugas dari beberapa rover dan wahana milik NASA ini digunakan sebagai langkah awal mereka sebelum betul-betul mengirimkan manusia ke Planet Merah.
4. Ditemani oleh helikopter mini
Wahana rover Perseverance tidak sendirian di Mars. Ia ditemani dengan wahana lain berupa helikopter yang diberi nama Ingenuity. Pada September 2022 lalu, Ingenuity telah terbang di udara Mars dengan ketinggian 94 meter dan mampu mempertahankan ketinggian selama 55 detik, ditulis dalam laman Space.
Penerbangan yang dilakukan pada September lalu adalah penerbangan ke-32 Ingenuity secara keseluruhan sejak pendaratan mereka tahun lalu. Bobot dan bentuk dari helikopter Ingenuity cukup simpel, yakni seberat 1,8 kilogram dengan tambahan 4 buah kaki sebagai penopangnya.
5. Tidak buru-buru untuk pulang ke Bumi
Tampaknya Perseverance masih harus berada di Mars dalam kurun waktu yang cukup lama. Menurut keterangan dari berbagai sumber, pihak NASA memberi bocoran bahwa Perseverance tidak akan kembali ke Bumi hingga 2033 mendatang. Waktu yang ada digunakan untuk penjelajahan dan pengumpulan sampel tanah di berbagai wilayah Mars.
NASA dan Badan Antariksa Eropa (ESA) berencana akan mengangkut sampel batu-batuan dan tanah dari Mars pada 2026 mendatang. Dibutuhkan rover atau robot tambahan untuk membantu Perseverance dalam mengumpulkan sampel yang ada. Setidaknya, sampel dan contoh material dari Mars diprediksi sampai ke Bumi pada 2031, beberapa tahun sebelum mengirimkan manusia ke sana.
Nah, beberapa wahana NASA sudah mulai menjelajahi Mars dan menyelidiki apakah kita memang sanggup hidup di sana. Sangat menarik membahas mengenai planet Mars yang rupanya dibutuhkan perjuangan ekstra untuk ke sana.