Patung Alexander Agung yang terletak di kota Szkopje, Makedonia. (pexels.com/Tamas Marton)
Mungkin kamu pernah mendengar nama Alexander Agung, bukan? Ya, nama yang satu ini memang identik dengan kepemimpinan hebat di zaman Yunani Kuno. Alexander adalah seorang raja muda yang berasal dari Makedonia. Kala itu, Makedonia masih menjadi bagian administratif dari Yunani dan membuat Alexander otomatis menjadi pemimpin di Tanah Yunani.
Ditulis dalam laman ThoughtCo, setelah kegagalannya dalam menaklukkan Yunani, Xerxes I fokus pada pembangunan infrastruktur di ibu kota Kekaisaran Persia, yakni Persepolis. Ia tewas akibat dibunuh pada 465 SM dan kekuasaannya diteruskan oleh putranya yang bernama Artaxerxes I. Pada saat ini, Persia sudah mulai kehilangan sebagian besar sumber daya dan kemampuannya.
Dana yang dihabiskan untuk menaklukkan banyak wilayah ditambah dengan kegagalan invasi ke Yunani membuat Persia berada di ambang kebangkrutan. Puncaknya, pada 330 SM, Alexander Agung yang saat itu menjadi raja dari Kerajaan Yunani-Makedonia berhasil merebut dan menguasai Persepolis.
Dendam dan ambisi yang dilakukan oleh Xerxes I terbukti membawa Persia pada kemerosotan kejayaan. Dinasti Achaemenid sendiri berakhir pada 330 SM pada saat kepemimpinan Darius III.