7 Fakta Zokor, Hewan Pengerat yang Pandai Menggali

Zokor adalah hewan pengerat berukuran sedang dengan berat 150 hingga 560 gram dan memiliki panjang tubuh 15 hingga 27 cm; dijelaskan Britannica. Tubuh mereka ditutupi bulu halus panjang, yang warnanya bervariasi dari keabu-abuan hingga coklat kemerahan atau merah muda. Pada satu spesies, bercak putih menghiasi moncongnya. Mereka memiliki ekor berbentuk kerucut dengan panjang 3 sampai 10 cm dan berambut sedikit; mungkin berwarna seragam atau gelap di atas dan putih di bawah.

Zokor lebih suka tinggal di daerah dengan tanah gembur, seperti padang rumput, tempat mereka dapat membangun sistem liang yang rumit, dikutip dari Wild Explained. Di bawah tanah, zokor membangun banyak pintu masuk, rute pelarian, dan ruang untuk tujuan berbeda. Liang tersebut tidak hanya berfungsi sebagai tempat perlindungan dari predator, tetapi juga sebagai tempat berlindung dan penyimpanan makanan.

Di benua Asia, wilayah jelajah zokor tersebar di berbagai wilayah, masing-masing dihuni oleh spesies berbeda. Di Tiongkok, zokor Tiongkok (Eospalax fontanierii) dapat ditemukan di bagian timur dan tengah negara tersebut. Di Mongolia, zokor Mongolia (Myospalax psilurus) banyak ditemukan di padang rumput.

Terlepas dari perbedaan regionalnya, semua spesies zokor membutuhkan tanah gembur dan habitat yang kaya akan vegetasi. Kondisi ini memberi mereka sumber daya yang diperlukan untuk membangun liang dan mempertahankan populasinya.

Zokor adalah hewan soliter yang suka menghabiskan waktu di bawah tanah, menurut Wild Explained. Mereka adalah hewan penggali andal, yang mampu membuat jaringan terowongan rumit yang panjangnya bisa mencapai beberapa meter. Liang-liang ini berfungsi sebagai tempat berlindung, sarana gerak, dan mencari makan.

Liang zokor terdiri dari beberapa ruangan, masing-masing memiliki fungsi tertentu. Ada ruang untuk zokor beristirahat dan tidur. Ada ruang penyimpanan makanan tempat zokor menimbun simpanan akar dan umbi-umbian. Ada ruang pembuangan limbah untuk menjaga ruang lainnya tetap bersih dan mencegah penumpukan bahan limbah.

Zokor adalah penggali yang produktif. Diterangkan Wild Explained, dalam membangun terowongan, zokor mempertimbangkan faktor-faktor seperti komposisi dan stabilitas tanah. Tungkai depan zokor sangat kuat, memungkinkannya menggali tanah yang sangat keras. Cakarnya yang tajam bertindak sebagai alat yang efisien, dengan mudah menembus bumi.

Kebiasaan zokor dalam menggali tanah juga berperan penting dalam aerasi tanah, sehingga berdampak positif terhadap keseimbangan ekologi di sekitarnya. Saat zokor menggali tanah, ia juga menciptakan jalur sirkulasi udara dan air. Hal ini membantu menjaga kesehatan tanah, mendorong pertumbuhan tanaman, dan menyediakan habitat bagi organisme bawah tanah lainnya. Aktivitas penggalian zokor berkontribusi terhadap keanekaragaman hayati ekosistem secara keseluruhan.

Dijelaskan Britannica, zokor tidak berkerabat dekat dengan hewan pengerat penggali lainnya, seperti tikus mol Afrika, tikus bambu, blesmol, tikus mol buta, dan tikus mol. Sebaliknya, zokor adalah kelompok murni Asia utara tanpa kerabat dekat; mereka merupakan subfamili hewan pengerat mereka sendiri (Myospalacinae) dalam keluarga tikus (Muridae).

Sejarah fosil zokor dimulai pada Zaman Miosen Akhir, sekitar 11,2 juta hingga 5,3 juta tahun lalu di Tiongkok.

Zokor biasanya memakan akar, umbi-umbian, dan tumbuhan bawah tanah lainnya. Zokor memiliki gigi seri kuat yang memungkinkannya menggerogoti bagian luar tanaman yang keras, untuk mengakses bagian dalam yang bergizi. Dilansir Wild Explained, pola makan zokor yang seperti ini membantu penyebaran benih dan tumbuhan bawah tanah.

Namun, zokor terus menghadapi ancaman predator. Zokor sering diincar sebagai mangsa potensial oleh burung pemangsa, ular, dan karnivora kecil.

Untungnya, zokor telah mengembangkan beberapa mekanisme pertahanan untuk melindungi diri dari pemangsa. Mulai dari menggali dan bersembunyi di bawah tanah, indra pendengarannya yang tajam memungkinkannya mendeteksi potensi ancaman. Jika terpojok, zokor dapat menggunakan cakarnya yang tajam dan anggota tubuhnya yang kuat untuk melawan.

Selama musim kawin, zokor jantan harus bersaing untuk mendapatkan pasangan. Untuk menarik betina, zokor mengeluarkan vokalisasi frekuensi tinggi dan melakukan pertunjukan fisik, dikutip dari Wild Explained.

Betina melewati masa kehamilan yang singkat, kemudian melahirkan anak-anak yang buta dan tidak berbulu. Anak-anak yang masih lemah ini sangat bergantung pada induknya untuk mendapatkan makanan dan perlindungan. Anak zokor mengembangkan kemandirian secara bertahap hingga akhirnya siap meninggalkan liang dan membangun wilayahnya sendiri.

Meskipun jarang mendapatkan perhatian, tapi karakteristik fisiknya yang unik, kebiasaan menggali, dan perannya dalam ekosistem menjadikan zokor makhluk yang sungguh luar biasa.