Laut selalu menjadi panggung bagi hal-hal yang menakjubkan, dan beberapa di antaranya terasa begitu ajaib. Ada fenomena yang menyebabkan permukaan laut bersinar bagai susu, ada pula cahaya hijau yang muncul hanya dalam detik-detik terakhir sebelum matahari tenggelam. Ilmuwan sudah mengamati semuanya, namun sensasinya tetap membuat kita seolah sedang menyaksikan pertunjukan alam yang mustahil. Nah, kalau kamu penasaran fenomena apa saja itu, kamu wajib simak daftar berikut ini!
5 Fenomena Laut Mirip Ilusi, Milky Sea hingga Underwater Waterfall

Intinya sih...
Fenomena laut yang menakjubkan, seperti milky sea, green flash, dan bioluminescent waves, merupakan hasil interaksi kompleks antara organisme, cahaya, dan atmosfer.
Milky sea adalah fenomena kilauan lembut di permukaan laut yang berasal dari koloni bakteri Vibrio harveyi. Green flash adalah kilatan cahaya hijau saat matahari tenggelam atau terbit akibat refraksi cahaya di atmosfer.
Bioluminescent waves berasal dari plankton yang menghasilkan cahaya biru saat terganggu. Fata morgana adalah mirage kompleks yang membuat objek jauh terlihat melayang. Underwater waterfall di Mauritius sebenarnya ilusi optik akibat pergerakan sedimen.
1. Milky sea
Fenomena milky sea atau laut susu sudah lama diceritakan para pelaut, dan banyak yang menganggapnya mitos. Untungnya, NASA mengonfirmasi keberadaannya lewat citra satelit. Mereka juga menyebut bahwa kemungkinan kilau lembut ini berasal dari koloni bakteri Vibrio harveyi yang memproduksi cahaya biru pucat melalui bioluminesensi. Cahaya itu menyebar begitu halus hingga permukaan laut terlihat seperti lapisan susu raksasa yang bercahaya dari dalam. Fenomena ini sering muncul di Samudra Hindia, terutama di sekitar perairan Indonesia.
Yang menimbulkan kesan ilusi adalah skala cahayanya yang sangat luas, terkadang mencapai puluhan ribu kilometer persegi. Para ilmuwan menyebut sinarnya stabil dan membentang bagai selimut cahaya, berbeda dari kilauan plankton biasa yang berkelap-kelip. Tidak heran, banyak pelaut dulu melaporkan perasaan “berlayar di atas kabut bercahaya” yang nyaris tak masuk akal.
2. Green flash
Green flash adalah kilatan cahaya hijau yang muncul tepat di ujung matahari saat ia tenggelam atau terbit. Dilansir Earth Sky dan berbagai lembaga astronomi, fenomena ini terjadi akibat refraksi cahaya di atmosfer yang memisahkan warna hijau dari spektrum lainnya sesaat sebelum matahari menghilang dari cakrawala. Karena berlangsung begitu cepat—hanya satu atau dua detik—banyak orang mengira mereka berhalusinasi. Kenyataannya, ini sepenuhnya efek optik yang dapat difoto ketika kondisi langit sangat jernih.
Untuk melihatnya, permukaan laut atau cakrawala harus berada dalam posisi datar dan udara harus sangat bersih dari partikel pengganggu cahaya. Atmosfer yang stabil membuat warna hijau tampil singkat di puncak horizon sebelum menghilang. Para ilmuwan dan fotografer telah mendokumentasikannya berkali-kali di berbagai lokasi dunia, termasuk perairan tropis dan pantai barat Amerika.
3. Bioluminescent waves
Fenomena ombak bioluminesensi berasal dari plankton (terutama dinoflagellata) yang menghasilkan cahaya biru saat terganggu. Gerakan ombak atau langkah kaki di tepi pantai bisa memicu kilau biru yang menari mengikuti ritme gelombang. Beberapa lokasi seperti Maladewa, Puerto Rico, dan pesisir California tercatat sebagai daerah yang paling sering menampilkan fenomena ini.
Intensitas warnanya bisa berubah-ubah tergantung jumlah plankton dan kondisi gelombang. Penelitian menunjukkan bahwa cahaya ini adalah bentuk pertahanan diri mikroorganisme untuk mengejutkan predator. Ironisnya, mekanisme bertahan hidup itu justru menciptakan salah satu pertunjukan alam paling indah yang pernah kita lihat.
4. Fata morgana
Fata morgana adalah jenis mirage kompleks yang membuat kapal, pulau, atau objek jauh terlihat melayang, memanjang, atau terdistorsi. Hal ini terjadi ketika lapisan udara dingin dan hangat membentuk gradient suhu ekstrem di atas laut. Cahaya yang melewati lapisan ini tertekuk sehingga objek muncul di posisi yang tidak seharusnya.
Pelaut zaman dulu kerap mengaitkannya dengan legenda karena bentuknya yang dramatis dan tak biasa. Padahal, efek ini sepenuhnya hasil manipulasi cahaya oleh atmosfer. Meskipun begitu, pengalaman melihatnya tetap bikin banyak orang tercekat karena bentuknya begitu nyata sekaligus mustahil pada saat yang sama.
5. Underwater waterfall
Fenomena underwater waterfall di Mauritius sering membuat orang ternganga karena tampak seperti air terjun raksasa yang jatuh ke dasar laut. Padahal, pemandangan dramatis itu sebenarnya semata-mata ilusi optik yang terbentuk oleh pasir dan sedimen yang terbawa arus kuat ke sisi tepi continental shelf. Dari atas, pergerakan sedimen menciptakan gradasi gelap-terang yang menimbulkan kesan air mengalir ke jurang dalam.
Arus laut yang mengalir ke area lebih dalam membawa pasir menuruni lereng bawah laut, sehingga tercipta pola memanjang layaknya tirai air terjun. Perubahan warna dari biru menjadi hijau gelap hingga kehitaman menegaskan adanya “jurang” besar di bawah permukaan. Walau terlihat berbahaya, fenomena ini sepenuhnya aman dan hanya terjadi pada area dengan kontur dasar laut yang menurun tajam.
Fenomena-fenomena laut di atas membuktikan bahwa alam masih menyimpan banyak kejutan yang sulit diterima oleh logika pada pandangan pertama. Setiap kilatan cahaya, perubahan warna, atau ilusi optik adalah hasil interaksi kompleks antara organisme, cahaya, dan atmosfer. Ilmu pengetahuan mungkin bisa menjelaskan prosesnya, tetapi sensasi yang dirasakan tetap meninggalkan kesan magis.
Sumber Referensi :
Hudson, J., & Miller, S. D. (2025). From sailors to satellites: A curated database of bioluminescent milky seas spanning 1600‐present. Earth and Space Science, 12(4), e2024EA004082.
Miller, S. D., Haddock, S. H., Elvidge, C. D., & Lee, T. F. (2005). Detection of a bioluminescent milky sea from space. Proceedings of the National Academy of Sciences, 102(40), 14181-14184.
World Meteorological Organization. (1987). Manual on the Observation of Clouds and Other Meteors. Secretariat of the World Meteorological Organization.
Lock, J. A. (2014). 35 minute green flash observed at Little America on 16 October 1929: a retrospective study. Applied Optics, 54(4), B54-B63.
Kelly, M. G. (1968). The occurrence of dinoflagellate luminescence at Woods Hole. The Biological Bulletin, 135(2), 279-295.