Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi sukulen
ilustrasi sukulen (pexels.com/quang-nguyen-vinh)

Intinya sih...

  • Stress coloring adalah perubahan warna pada sukulen akibat kondisi lingkungan ekstrem seperti sinar matahari berlebih, kekurangan air, atau suhu dingin.

  • Faktor pemicu stress coloring meliputi paparan sinar matahari berlebih, kekurangan air dan nutrisi, serta suhu yang terlalu dingin.

  • Warna-warna yang muncul saat sukulen mengalami stres bervariasi tergantung pada jenisnya dan faktor lingkungan seperti intensitas cahaya dan suhu.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Apakah kamu pernah merasa gemas atau takjub dengan warna-warna indah pada sukulen? Tampilan dan bentuknya juga tidak kalah unik dan menarik. Warna-warna yang indah dan tampilan yang unik pada sukulen dihasilkan dari stress coloring.

Meskipun disebut stress coloring, bukan berarti hal ini buruk pada tanaman. Tanaman sukulen mampu menampilkan gradasi warna yang indah karena hidup di bawah tekanan yang tepat. Berikut beberapa fakta dan penjelasan mengenai fenomena stress coloring yang dialami oleh sukulen.

1. Apa itu stress coloring?

ilustrasi sukulen Echeveria (pexels.com/carina-volke-grunewald)

Stress coloring atau pewarnaan stres adalah fenomena perubahan warna yang terjadi pada sukulen akibat kondisi lingkungan yang ekstrem. Contohnya seperti sinar matahari berlebih, kekurangan air, hingga suhu yang terlalu dingin. Warna hijau pada daun sukulen berubah menjadi warna-warna seperti merah, biru, jingga, hingga hitam. Warna-warna ini sangat disukai oleh kolektor tanaman hias.

Stress coloring tidak hanya dialami oleh sukulen saja. Tanaman xerofit, tahan kering seperti kaktus juga mengalami stress coloring. Namun, dampak atau intensitasnya tidak sebanyak sukulen. Hal ini dikarenakan daun sukulen lebih tipis dan lebih responsif pada perubahan cahaya dan suhu.

Stress coloring pada sukulen dan sebagian kaktus merupakan bentuk coping mechanism. Ini adalah strategi agar tanaman dapat bertahan hidup dan subur di lingkungan yang ekstrem.

2. Faktor yang memicu terjadinya stress coloring

ilustrasi tanaman sukulen (unsplash.com/landall)

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, faktor pemicu stress coloring adalah sinar matahari berlebih, kekurangan air dan nutrisi, atau suhu yang terlalu dingin. Paparan sinar matahari memaksa tanaman memproduksi pigmen antosianin dan karotenoid untuk mencegah daun terbakar. Zat antosianin dan karotenoid memicu perubahan warna dasar klorofil yang hijau menjadi warna-warna cerah.

Paparan sinar matahari terutama sinar UV adalah penyebab yang paling umum dari proses stress coloring. Karena habitat asli sukulen berada di gurun yang gersang. Jika kamu meletakkan sukulen di bawah sinar matahari yang cukup, sukulen akan berubah warna. Sedangkan, jika kamu meletakkannya di tempat teduh warna cerah pada sukulen akan memudar dan kembali menghijau. Proses memudarnya warna cerah pada sukulen disebut de-stressing atau etiolasi.

3. Warna-warna yang muncul saat sukulen mengalami stres

ilustrasi tanaman sukulen (pixabay.com/pexels)

Spektrum warna pada sukulen cukup beragam dan tidak biasa. Warna ini bergantung pada jenis sukulen, intensitas cahaya, suhu, sampai kadar nutrisi. Warna merah dan merah muda adalah warna yang paling sering muncul dari hasil pigmentasi antosianin. Sukulen seperti Echeveria dan Graptopetalum paling sering menghasilkan warna ini.

Selain itu, ada juga sukulen berwarna ungu pada sukulen Sedeveria. Biasanya disebakan karena perbedaan suhu yang ekstrem. Sedangkan warna oranye dan jingga disebabkan cahaya terik yang tidak berlebih, misalnya pada tanaman Sedum. Ada juga sukulen berwarna burgundy gelap hingga gelap seperti Aeonium dan Sinocrassula yunnanensis karena suhu malam yang terlalu dingin.

4. Stress coloring berbeda dengan stres biasa pada tanaman

ilustrasi sukulen Sedum (freepik.com/alexphotos)

Meskipun secara alami stress coloring bukan hal buruk bagi sukulen, stress coloring berbeda dengan stres biasa yang dialami oleh tanaman pada umumnya. Sukulen juga bisa mengalami stres yang menyebabkan tanaman layu, bahkan mati. Stress coloring yang bagus bagi sukulen adalah yang menghasilkan warna-warna indah, sekaligus fisik tanaman terlihat sehat.

Sebaliknya, sukulen yang mengalami stres biasanya ditunjukkan dari fisik tanaman yang tidak sehat. Daun dan batang sukulen menjadi keriput, tidak lagi berwarna cerah atau hijau, bahkan sukulen mengalami kekeringan dan kurus. Penyebabnya bisa karena drainase buruk, penyiraman berlebih, atau bahkan kekurangan air atau sinar matahari.

Fenomena stress coloring menunjukkan bahwa alam bekerja dengan luar biasa. Terdapat tanaman yang malah berkembang menjadi indah dan cantik jika ditempatkan pada kondisi yang berada di bawah terik. Namun, proses stress coloring jangan sampai membuatmu, terutama para kolektor tanaman hias mengeksploitasi sukulen secara berlebihan. Tetap rawat dan cintai tanaman sukulen dengan semestinya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team