Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi ulat di pohon (commons.wikimedia.org/Olexandr Ostrovyi)
ilustrasi ulat di pohon (commons.wikimedia.org/Olexandr Ostrovyi)

Masyarakat di Gunungkidul tengah menghadapi fenomena ulat berjatuhan dari pohon jati. Tidak tanggung-tanggung, ulat-ulat tersebut bisa bergelantungan dan memenuhi berbagai permukaan, termasuk tanah, baju, mobil, bahkan rumah. Menggelikannya lagi, jumlah ulat ini sangat banyak.

Fenomena ulat jati bergelantungan ini sebetulnya tidak hanya sekali terjadi, lho. Lantas apa penyebab ulat bergelantungan dan jatuh dari pohon jati tersebut? 

Fenomena ulat jati bergelantungan, apa penyebabnya?

ilustrasi ulat jati (facebook.com/Fanpage Wonogiri)

Serangan ulat dalam jumlah banyak terdengar mengerikan sekaligus menggelikan. Namun, sejatinya fenomena ini biasa terjadi, lho. Lokasinya pun tidak hanya di Gunungkidul, tetapi juga di sejumlah daerah lain di Indonesia, termasuk Tuban. 

Pertanyaannya, kenapa hal tersebut terjadi? Proses bergelantungan ini merupakan bagian dari siklus hidup ulat jati alias Hyblaea puera. Setelah melewati fase telur dan ulat, serangga ini akan bersiap menjadi kepompong. Nah, pada waktu tersebut, ulat akan turun dari pohon dan mencari tempat yang aman di tanah.

Larva dewasa akan turun ke tanah dan menjadi kepompong di bawah lapisan tipis serasah daun atau tanah, melansir iNaturalist. Nantinya, serangga ini akan membentuk kepompong dari sutra yang dikombinasikan dengan daun kering dan partikel tanah. 

Pada dasarnya, ulat jati ini juga dikenal sebagai teak defoliator. Itu berarti serangga yang memakan daun dan tergolong penggugur, melansir USDA Forest Service. Meski terkenal sebagai ulat jati, sebetulnya ulat ini juga dijumpai di sekitar 45 spesies pohon inang lainnya, melansir studi dalam Regional Studies in Marine Science

Ulat ini ada di daun jati sepanjang tahun. Meski demikian, fenomena ulat bergelantungan di pohon jati akan meningkat begitu memasuki musim hujan. 

Apakah ulat jati berbahaya?

ilustrasi ulat bulu (pexels.com/Pixabay)

Dilansir situs Pemerintah Kabupaten Jembrana, keberadaan ulat jati dalam jumlah banyak tidak perlu dikhawatirkan. Mengingat fenomena ini hanya bagian dari siklus alam. Lantas, apakah ulat jati berbahaya?

Sebetulnya ulat jati tidak berbahaya bagi manusia. Kalaupun tidak sengaja kena ulat ini kamu juga tidak akan merasa gatal-gatal sebagaimana saat terserang ulat bulu lainnya.

Bagi tanaman jati ulat ini juga tidak berbahaya. Ulat ini hanya memakan daun-daun jati sebelum menjadi kepompong, tetapi tidak menyebabkan pohonnya mati. 

Fenomena ulat jati bergelantungan ini viral di TikTok, lho. Ada banyak VT yang menunjukkan ribuan ulat bertebaran di berbagai tempat. Betul, memang tidak berbahaya, tapi cukup menggelikan, ya. 

Editorial Team