Dalam sajak Völuspá dan Vafþrúðnismál, dikisahkan bahwa sebelum kelahiran Fenrir di Járnviðr, Odin sempat mendapatkan ramalan mengenai Fenrir. Salah satu ramalan tersebut adalah bahwa sang serigala akan melahap Odin saat Ragnarök nanti, dan salah satu putra Odin akan membunuh Fenrir sebagai balasnya.
Seiring waktu, Fenrir tumbuh besar dan para dewa ingat akan ramalan mengenai Fenrir. Jadi, mereka mencoba membelenggu Fenrir agar tidak berkutik. Jadi, para dewa membawa dua rantai:
- Leyding: sangat kuat.
- Dromi: dua kali lebih kuat dibanding Leyding.
Setelah dibujuk para dewa, Fenrir mau mencoba rantai tersebut sebagai bukti dari kekuatannya. Hasilnya, kedua rantai tersebut rontok karena kekuatan Fenrir. Para dewa Æsir khawatir bahwa Fenrir tak akan terbendung dan Ragnarök akan datang lebih cepat.
ilustrasi Fenrir menggigit tangan kanan Tyr saat dibelenggu Gleipnir oleh John Bauer (wikimedia.org)
Usaha terakhir, Odin meminta bantuan para kurcaci untuk membuat rantai khusus Fenrir. Para kurcaci setuju untuk membuat rantai bernama Gleipnir dan menempanya di Niðavellir. Untuk membuat rantai menahan Fenrir yang dahsyat, perlu bahan yang ajaib dan mustahil juga, yaitu:
- Suara kaki kucing.
- Janggut perempuan.
- Akar gunung.
- Urat beruang.
- Napas ikan.
- Air liur burung.
Hasilnya, Gleipnir terlihat bak pita sutra, tetapi memiliki ketahanan lebih dari belenggu besi apa pun. Jadi, para dewa membujuk lagi Fenrir untuk mencoba Gleipnir di Danau Amsvartnir. Sempat ragu tertipu, Fenrir akhirnya setuju dengan syarat seorang dewa harus meletakkan lengannya di mulut Fenrir. Dewa yang setuju adalah Tyr.
Meronta-ronta, kekuatan Fenrir tak sanggup membebaskannya dari Gleipnir. Sementara para dewa bersukacita, Tyr harus menahan sakit karena ia kehilangan lengan kanannya. Para dewa bahkan menahan mulut Fenrir terbuka dengan pedang, hingga air liur Fenrir menciptakan sungai Van, sehingga Fenrir disebut Vánagand (monster Van).