ilustrasi cengkeh (Unsplash.com/K15 Photos)
Juan Sebastian de Elcano akhirnya memimpin sisa-sisa Armada de Molucca dan melanjutkan perjalanan dari Filipina ke barat menuju Brunei Darussalam, dan kemudian kembali timur dan berbelok ke selatan untuk menuju sumber rempah-rempah yang mereka cari.
Dua kapal yang dipimpin oleh Elcano, Victoria dan Trinidad, pada akhirnya membuang jangkar di pulau Tidore pada tanggal 8 November 1521.
Dalam buku Magellan Voyage Around the World volume ke-2, pulau itu disebut oleh Antonio Pigafetta sebagai Tadore. Rombongan Armada de Molucca yang tinggal dua kapal itu, disambut baik dan akhirnya mereka membangun relasi dan mengisi kapalnya penuh dengan rempah-rempah.
Ketika kapal Trinidad dan Victoria telah penuh dengan rempah-rempah, khususnya cengkeh, mereka meninggalkan Tidore. Tapi sial, Trinidad rusak dan harus bertahan untuk diperbaiki. Raja Tidore saat itu, dalam catatan Pigafetta, memerintahkan 225 tukan kayu untuk membantu memperbaiki.
Victoria akhirnya berangkat lebih dulu dan Trinidad akan menyusul kemudian. Kapal Victoria yang dipimpin oleh Elcano meluncur menuju Ambon, kemudian ke Timor, dan memilih jalur selatan pulau Jawa untuk mengarungi Samudera Hindia, langsung menuju Tanjung Harapan di Afrika Selatan.
Elcano melanjutkan perjalanan dan sebelum sampai Spanyol, singgah di Tanjung Verde. Pada hari Senin, 8 September 1522, akhirnya kapal Victoria itu sampai di Sevilla dengan penuh muatan rempah-rempah. Sebanyak 381 karung cengkeh yang dimuat, jauh lebih mahal dari pada biaya perjalanan lima kapal Armada de Molucca.
Pada hari Selasa, rombongan itu menuju gereja Santa Maria de la Victoria, tempat awal Ferdinand Magellan disumpah. Hanya saja, ketika Magellan dulu berangkat dengan 270 orang, kini tinggal 18 orang saja, dengan kondisi tubuh kurus kering.
Dengan perkiraan ekspedisi akan selesai dalam delapan bulan, faktanya, butuh faktu tiga tahun ekspedisi itu baru selesai. Selain itu, dari lima kapal yang dikirim, hanya satu kapal yang sukses membawa rempah-rempah.
Tragisnya lagi, Ferdinand Magellan tidak menerima penghargaan yang semestinya atas ekspedisi itu. Cemoohan dan fitnah dari kru kapal San Antonio yang pulang lebih dulu, telah tersebar luas.
Tak satu pun dari janji yang dibuat Raja Charles ditepati, baik kepada Magellan yang telah almarhum, atau kepada ahli warisnya. Baik Spanyol maupun Portugis saat itu, sama-sama menilai bahwa Magellan adalah pengkhianat.