5 Filosofi Hidup dari Tikus, Hewan Cerdik yang Punya Banyak Akal!

Satu hal penting yang membuat tikus tampak spesial adalah kepiawaiannya dalam beradaptasi di berbagai tempat. Tikus tidak seperti hewan lain yang memiliki sifat pemilih terhadap segala hal di sekitarnya, justru tikus memiliki gaya hidup yang sederhana dan mudah. Dilansir Pets on Mom.com, tikus menjadi makhluk dengan kemampuan adaptasi yang sangat baik, entah itu dari segi cuaca, geografi, hingga sumber makanannya.

Dari hal ini maka bisa diambil satu pelajaran penting dari gaya hidup yang dimiliki tikus. Entah berada dimana pun, memang sudah semestinya mampu beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan baik. Cara tersebut akan membuat aktivitas sehari-hari tampak lebih menyenangkan.

Setiap hewan memiliki karakteristik yang membedakan dengan hewan lainnya, termasuk tikus. Salah satu karakteristik andalan yang dimiliki tikus adalah kemampuan berlarinya yang lincah dalam mengejar sesuatu. Dikutip Moxie Pest Control, ternyata tikus memiliki kemampuan berlari hingga 8 mph. Kecepatan tersebut untuk seekor hewan kecil tentunya cukup cepat dan sangat lincah.

Dalam filosofi ini, manusia dapat memetik pelajaran penting yang dimiliki tikus. Tak perduli meski tubuhnya kecil dan tidak bisa berdiri tegap layaknya manusia, tapi kecepatan berlari atau mengejarnya tak main-main. Manusia pun jelas harus seperti itu, di tengah ketidaksempurnaan yang dimilikinya, tentu harus tetap memaksimalkan potensi dirinya dengan baik.

Kamu mungkin berpikir bahwa tikus merupakan hewan yang ceroboh, sebab kerap terjebak dalam perangkap yang dipasang. Namun, nyatanya hewan ini sebenarnya cerdik bila ingin menerkam mangsanya. Keberadaan perangkap ini sebenarnya berada di luar kontrol dirinya sebagai hewan. Meski demikian, tikus dikenal sebagai hewan yang pintar, sebab kecerdasan emosional dan empatinya yang kuat, seperti dilansir Cuteness.

Manusia bisa mengambil nilai penting dari perilaku tikus yang satu ini. Hal ini semakin penting, sebab manusia biasanya memiliki kemampuan emosional dan empati yang lebih kuat dibandingkan dengan tikus. Dengan demikian, maka hal ini perlu dicontoh secara cerdik oleh manusia.

Tikus mungkin tidak seperti hewan lainnya yang memiliki ukuran tubuh besar. Bahkan tikus kerap dijadikan bulan-bulanan bagi hewan besar lain seperti kucing. Meski demikian, nyatanya tikus tak bisa disepelekan, sebab hewan pengerat ini sangat berbahaya dan mengandung banyak penyakit yang dapat menular pada manusia, seperti dikutip WebMD. Bahkan tikus memiliki risiko untuk mengkontaminasi makanan.

Meski dalam hal ini tikus memiliki konotasi yang negatif, tapi ada satu poin penting yang dapat dijadikan filosofi. Hal tersebut adalah realita bahwa meski bertubuh kecil, nyatanya tikus tidak bisa disepelekan begitu saja. Selayaknya manusia, jangan pernah menyepelekan orang lain meski mungkin memiliki penampilan yang tak meyakinkan.

Tikus ternyata selayaknya beberapa hewan lain yang memiliki sikap protektif alami. Sikap ini biasanya muncul pasca proses persalinan, sehingga kerap menjadi fokus utama bagi sang induk untuk menjaga anak-anaknya. Dilansir Shoreline Pest Services, induk tikus bisa berubah menjadi ekstra agresif jika ada sesuatu yang berusaha mencelakai anak-anaknya.

Dari hal ini saja ternyata induk tikus memberikan pelajaran berharga sebagai sosok orangtua yang bertanggung jawab. Tentunya manusia pun demikian, ketika menjadi orangtua, maka tanggung jawab untuk selalu menjaga anak-anak pun tetap merupakan prioritas utama.

Meski dinilai sebagai hewan kotor dengan segala konotasi negatif lainnya, nyatanya tikus tetap memberikan filosofi hidup tersendiri. Hal ini tergantung dari mana seseorang dapat melihat hal baik, meski dari sumber yang tak biasa. Bisa diambil pelajaran hidup yang baiknya, ya!