geneticliteracyproject.org
Pada abad ke-20, terjadi permasalahan yang banyak dibahas oleh orang orang Eropa pada saat itu, yaitu "Bagaimana cara mengatasi krisis pangan".
Thomas Maltus selaku ahli demografi juga meramalkan di masa depan akan terjadi krisis pangan. Hal tersebut akan terjadi saat kapasitas produksi pangan tak lagi mampu untuk memenuhi kebutuhan manusia. Alhasil banyak yang memaksimalkan sektor pertanian sebagai sarana untuk memproduksi bahan pangan.
Namun dikhawatirkan jika lahan yang subur terus menerus digunakan untuk pertanian, hal tersebut berdampak pada penurunan tingkat kesuburan tanah sehingga mengurangi kandungan nitrogen yang terdapat dalam tanah, yang merupakan unsur terpenting untuk pertumbuhan tanaman. Penyebabnya adalah belum ada seseorang yang mampu membuat pupuk maupun pestisida kimia.
Mereka pun banyak yang mengimpor kotoran hewan yang bernama 'Guano' yang berasal dari kelelawar di negara Chile. Guano juga disinyalir memiliki banyak kandungan nitrogen sehingga dapat menyuburkan tanaman.
Pada tahun 1908, Fritz berhasil mengubah sejarah. Ia berhasil melakukan proses ''Fiksasi Nitrogen" yang mampu mengubah unsur nitrogen dan hidrogen untuk menghasilkan ammonia secera sintetis.
Dengan penemuannya tersebut amonia yang berhasil dibuat dapat dikonversi menjadi nitrogen dan ia juga membuat siklus dari nitrogen tersebut. Sebuah siklus yang sangat penting untuk kebutuhan pertanian. Dengan penemuan ini, orang-orang yang tadinya terlalu bergantung pada kotoran hewan impor, kini beralih ke pupuk sintetis yang meminimalisir penggunaan Sumber Daya Alam, sehingga tanaman yang dihasilkan oleh petani juga meningkat.
Kemudian Fritz juga bekerja sama dengan sorang ilmuwan bernama Carl Bosch untuk meningkatkan skala produksi pupuk sintesis yang disebut dengan (proses Haber-Bosch).