5 Fakta Garda Praetoria, Pasukan Pengawal Pribadi Kaisar Romawi

Dunia mencatat sejarah Romawi kuno membentang dalam waktu yang cukup panjang dan menjadi salah satu peradaban besar yang memainkan sebuah peranan penting dalam perjalanan panjang sejarah umat manusia.
Sebagaimana ditulis dalam buku sejarah Roma yang berjudul"Rome Down Through The Centuries" (F.LLI Misretta Editori: 1990), Romawi kuno awalnya berbentuk monarki kerajaan kemudian menjadi republik dan setelahnya menjadi kekaisaran dengan sejumlah kaisar dan kisah yang mengikutinya.
Pada masa periode Kekaisaran Romawi, dibentuk pasukan pengawal pribadi para kaisar Romawi yang bertakhta. Pasukan tersebut dikenal dengan nama Garda Praetoria, sebuah unit militer elit yang bertugas mengawal kaisar Romawi dan kekaisarannya.
Sejarah dunia mencatat sejumlah pasukan pengawal pribadi raja atau kaisar memainkan peranan penting dalam berjalannya sebuah roda pemerintahan dan kekuasaan, begitu pula dengan Garda Praetoria. Selama 300 tahun kehadirannya di Kekaisaran Romawi, pasukan ini telah mencatatkan banyak kisah sebelum akhirnya dibubarkan.
1. Dibentuk oleh Kaisar Octavianus Agustus
Cikal bakal Garda Praetoria sebenarnya sudah dimulai sejak Roma masih berbentuk republik. Dilansir laman history, pada awal abad ke-2 Masehi sejumlah unit militer istimewa dipilih untuk mengawal jenderal-jenderal Romawi ternama seperti Marcus Antonius dan Scipio Africanus. Sejumlah literatur juga mencatat Jenderal besar Romawi Julius Caesar menugaskan legiun ke-10 Equestris menjadi pengawal pribadinya.
Garda Praetoria pengawal Kekaisaran Romawi secara resmi dibentuk oleh Kaisar Octavianus Agustus setelah ia menjadi Kaisar pertama Romawi di tahun 27 sebelum Masehi. Kaisar Agustus adalah salah satu kaisar terbesar dalam sejarah Kekaisaran Romawi, ia membentuk Garda Praetoria untuk mengawal dirinya dan kekaisarannya.
Garda Praetoria bentukannya terdiri atas 9 cohort (satuan taktis militer romawi kuno), setiap cohortnya terdiri atas 500 hingga 1.000 orang prajurit yang baraknya ditempatkan di pinggiran kota Roma agar dapat merespon secara cepat bila terjadi situasi darurat