Gunung es di Antartika sering kali menjadi objek penelitian yang menarik, tetapi ada satu fenomena yang benar-benar memikat para ilmuwan—gunung es yang 'bernyanyi'. Fenomena ini terjadi ketika angin bertiup melintasi permukaan gunung es dan menghasilkan getaran pada lapisan salju yang terperangkap di dalamnya. Getaran ini menghasilkan suara frekuensi rendah yang sangat mirip dengan nada musik, menciptakan efek seolah-olah gunung es tersebut sedang memainkan melodi alamnya sendiri. Meskipun suara ini tidak terdengar oleh telinga manusia tanpa bantuan alat khusus, ia tetap berhasil mengundang rasa penasaran dan kekaguman para peneliti.
Fenomena 'nyanyian' gunung es ini bukan hanya sekadar keanehan alam, tetapi juga memiliki implikasi penting dalam studi perubahan iklim. Suara yang dihasilkan oleh getaran ini bisa memberikan informasi mendalam tentang kondisi dan perubahan struktur internal gunung es, yang sangat sensitif terhadap perubahan suhu global. Melalui analisis suara tersebut, para ilmuwan dapat memantau kondisi gunung es secara real-time, memberikan mereka alat tambahan dalam memprediksi dampak pemanasan global terhadap lapisan es di bumi.